TIRA Catat Penurunan Laba Jadi Rp226,04 Juta

INILAHCOM, Jakarta – PT Tira Austenite Tbk (TIRA) mengalami penurunan laba bersih per 31 Maret 2017 menjadi Rp226,04 juta dari Rp270,7 juta pada periode yang sama tahun 2016.

Penjualan perseroan pada periode ini juga mengalami penurunan menjadi Rp57,9 miliar dari Rp61,8 miliar. Untuk beban pokok penjualan menjadi Rp37,6 miliar dari Rp41,3 miliar. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Minggu (28/5/2017).

Jadi laba bruto menjadi Rp20,3 miliar dari Rp20,4 miliar. Beban usaha naik tipis menjadi Rp18,9 miliar dari Rp18,8 miliar. Akhirnya perseroan mencatat laba usaha turun menjadi Rp1,3 miliar dari Rp1,5 miliar.

Laba sebelum pajak naik menjadi Rp263,7 juta dari Rp348,01 juta. Beban pajak menjadi Rp226,04 juta dari Rp270,7 juta. Jadi laba bersih menjadi Rp226,04 juta dari Rp270,7 miliar.

Untuk total aset perseroan menjadi Rp323,04 miliar dari Rp329,6 miliar per 31 Desember 2016.  Sedangkan total liabilitas perseroan turun menjadi Rp158,4 miliar dari Rp165,3 miliar.

Bisnis TIRA meliputi perdagangan dan pabrikasi untuk barang-barang konsumsi dan barang-barang teknik, serta pembuatan dan pengolahan bahan-bahan yang berasal dari hasil perkebunan, pertambangan dan bahan kimia lainnya. Kegiatan utama TIRA adalah perdagangan dan produksi barang-barang teknik (seperti berbagai jenis baja khusus, kawat las dan mesin las.) serta perdagangan gas industri, gas medis maupun gas khusus dengan merek dagang TIRA GAS.

Pemegang saham TIRA antar lain PT Widjajatunggal Sejahtera (induk usaha) (44,12%) dan PT Martensite Unggul (42,16%).

Saham TIRA pada perdagangan Jumat (26/5/2017) berakhir di Rp258 per saham dari pembukaan di Rp256 per saham. Dalam setahun harga tertinggi saham TIRA di Rp344 per saham. Untuk harga terendah di Rp162 per saham pada penutupan 17 Juli 2016.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*