Tiongkok Tambah Cadangan Emas Lagi, No 5 Didunia

shadow

Berdasarkan data terkini, Tiongkok diperkirakan telah menambah cadangan emasnya sebesar 0,9% pada bulan September lalu. Bank Sentral Tiongkok diperkirakan telah menambah dan menjadi 1.709 metrik ton emas sebagai upaya meragamkan cadangan devisanya.

FINANCEROLL –Data resmi yang disampaikan oleh People’s Bank of China dihalaman websitenya pada Rabu (07/10), bahwa nilai devisa emas mereka mencapai $61,2 milyar diakhir bulan lalu, sementara pada bulan Agustus mencapai $61,8. Jumlah itu setara dengan 54,9 juta troy ons atau sebanyak 1.709 metrik ton menurut London Bullion Market Association. Awal bulan lalu, jumlah cadangan emasnya sekitar 54,45 juta troy ons.

Tiongkok mengakui tambahan cadangan emas mereka sebesar 19 dan 16 metrik tons untuk bulan Juli dan Agustus. Sebelumnya mereka juga mengakui bahwa pada 17 Juli silam, jumlah cadangan emas mereka telah naik 57% sejak 2009. Pernyataan perdana ini mengakhiri enam tahun lamanya Tiongkok bungkam soal cadangan devisa emasnya. Posisi Tiongkok ini juga menggeser peringkat Rusia sebagai negara kelima terbesar didunia dengan cadangan emas terbanyak. Jumlah ini masih tergolong sedikit, yaitu hanya sekitar 1,6% , sementara AS mencapai 73%, dan Jerman 67% menurut data dari World Gold Council.

Cadangan emas Tiongkok masih sedikit dibandingkan apa yang dimiliki oleh AS dan Jerman, dengan harga emas saat ini tentu tidak akan disia-siakan oleh Bank Sentral Tiongkok untuk terus menambah jumlah devisanya. Cita-cita Tiongkok untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya dalam percaturan ekonomi global, menjadi pendorong untuk melakukan aksi beli emas lebih lanjut.

Jumlah Kepemilikan Emas Dunia

Sementara itu, harga emas batangan mengalami penurunan 1,8 % dibulan September dan dalam sembilan bulan pertama di tahun ini telah turun harganya 5,9 % sejak awal tahun. Jatuhnya harga emas tidak terkecuali karena isu kenaikan suku bunga AS yang sudah berhembus di tahun lalu dan langsung meringsek harga emas dunia. Pada bulan Oktober ini, batangan emas bangkit sekitar 3% menyusul data ekonomi AS mengenai Payroll yang kurang baik. Data yang jelek ini membuat keputusan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga bisa tertunda. Bagaimanapun juga, saat suku bunga AS nanti akan benar-benar dinaikkan, maka harga emas semakin redup.

Tiongkok sendiri saat ini rajin melaporkan cadangan emasnya. Arus keterbukaan informasi ini tidak lepas dari kepentingan jangka panjang Beijing yang menginginkan mata uang Yuan menjadi salah satu mata uang internasional dan menjadi devisa bagi International Monetary Fund (IMF). Pelan tapi pasti, Tiongkok bersama-sama dengan Rusia dan Kazakhstan terus membakukan proses kenaikan devisa ini.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*