Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Indonesia Kemungkinan Meningkat

Jumat, 27 Maret 2015, 17:01 WIB

Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen di salah satu SPBU di Jakarta, Jumat (16/1). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Ekonomi UGM, Akhmad Akbar Susamto mengatakan kenaikan harga minyak mentah sebagai dampak serangan Arab Saudi ke Yaman tak mempengaruhi harga BBM di Indonesia. Sebab, menurut Akbar hal tersebut masih terjangkau dengan asumsi di APBN-P 2015.

APBN-P 2015 mematok asumsi belanja minyak mentah sebesar 60 dolar per barel. Angka ini menjadi aman sebab, harga minyak mentah di pasar minyak menduduki 59,1 dolar per barel. Apalagi, menurut Akbar, kenaikan harga BBM sebenarnya sudah wacana lama dari pemerintah. Rencananya 1 April esok pemerintah bersama DPR juga akan menyesuaikan harga BBM.

Hanya saja, menurut Akbar kondisi Timteng yang sedang bersengkarut maka mempengaruhi psikologis pasar. “Kita tunggu saja, tapi kemungkinan naik pun gak akan banyak, kecuali konfliknya meluas, maka pemerintah harus ambil langkah penyelamatan,” ujar Akbar.

Meski tak terlibat langsung, Akbar menilai pemerintah juga harus proaktif untuk melihat ekskalasi perang di Timteng, peperangan bisa saja menimbulkan banyak kemungkinan dan dampak bagi stabilitas ekonomi dunia.

Reporter : C15
Redaktur : Ichsan Emrald Alamsyah

Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab((HR. Ibnu Majah))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*