Tidak Ada Alasan Bagi IMF Menolak Yuan Masuk SDR

INILAHCOM. Washington DC — Yuan dipastikan masuk ke dalam daftar keranjang acuan mata uang Dana Moneter Internasional (IMF), yang membuatnya sejajar dengan dolar AS, euro, dan poundsterling.

Laporan IMF menyebutkan tidak akan ada halangan politis bagi yuan untuk masuk keranjang mata uang acuan. Kini, tinggal dewan eksekutif IMF yang akan memutuskan.

“Tidak ada kendala, semua tampak lancar saja,” ujar seorang pejabat IMF kepada Reuters.

Satu tinjauan positif oleh staf IMF dipastikan akan menurunkan rintangan bagi yuan untuk mendapat persetujuan dewan. Untuk keputusan sulit, seperti menetapkan mata uang masuk keranjang acuan, diperlukan 85 persen suara dewan.

Dewan eksekutif IMF akan meninjau Special Drawing Right (SDR), cadangan internasional yang terdiri dari empat mata uang utama; euro, yen, poundsterling dan dolar AS.

Komposisi SDR ditinjau setiap lima tahun. Bank Sentral Cina juga telah secara agresif berusaha memastikan yuan meluncur ke keranjang saat peninjauan terjadi.

Peninjauan dijadwalkan berlangsung November 2015, tapi IMF mengatakan akan ada perpanjangan sampai sembilan bulan yang dimulai 31 Desember 2015 sampai 30 September 2016. Perpanjangan ini efektif menunda masuknya yuan ke dalam keranjang mata uang acuan.

IMF mengatakan usulan perpanjangan dikemukakan stafnya dalam sebuah makalah yang diterbitkan Agustus lalu. Makalah telah disampaikan ke dewan eksekutif untuk dibahas.

Disebutkan, perpanjangan akan memberikan waktu yang cukup untuk menyesuaikan beberapa hal sehubungan dengan masuknya mata uang baru.

Bergabung dengan SDR tidak hanya meningkatkan status yuan sebagai mata uang global, tapi juga diharapkan meningkatkan kekuatan keuangan China. Bagi Beijing, langkah ini memiliki tujuan jangka panjang untuk mengurangi ketergantungn pada dolar dan menempatkan China sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia yang serius.

Eswar Prasad, profesor di Cornell University dan mantan kepala IMF China, mengatakan sangat sulit bagi IMF untuk menyangkal yuan. Prancis dan Inggris telah memberi dukungan. Jerman dan Italia mengatakan terbuka terhadap kemungkinan masuknya yuan jika mata uang itu memenuhi kriteria teknis. AS juga telah memberi dukungan bersyarat.

China juga telah meluncurkan serangkaian reformasi untuk meliberalisasi pasar, untuk membantu yuan memenuhi kriteria bebas digunakan, atau banyak digunakan, sebagai alat pembayaran internasional dan diperdagangan di pasar valuta asing. Jumat lalu, misalnya, Bank Sentral China mengumumkan telah membebaskan pasar suku bunga dengan scrapping langit-langit pada suku bunga deposito.

Itu belum semua. China juga mulai mengeluarkan Treasury hill tiga bulanan setiap pekan, dan berencana memperluas jam perdagangan yuan untuk menekan Eropa. Semua ini menambah berdampak pada tingginya kriteria yuan untuk masuk keranjang mata uang acuan.

Bloomberg mencatat penambahan yuan ke dalam SDR akan membantu IMF berdiri sejajar dengan China. China dan negara berkembang, masih menurut Bloomberg, seharusnya mendapat representasi yang lebih besar di IMF sesuai reformasi tahun 2010. Sayangnya, Kongres AS tidak meratifikasi perubahan itu.

Pertanyaannya, apa yang terjadi ketika yuan masuk SDR?

Menurut tandard Chartered PLC and AXA Investment Managers, setidaknya satu triliun dolar AS cadangan global bermigrasi ke asset China. World Bank’s International Finance Corp memperkirakan obligasi panda — atau penerbitan efek berdenominasi yuan — bisa melampaui 50 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.

Hua Jingdong, wakil presiden dan bendahara IFC, mengatakan; “Setelah yuan menjadi bagian SDR, cadangan bank sentral dan lembaga investasi secara otomatis akan mengakumulasi aset berdenominasi yuan.

“Ini akan menjadi strategis dan penting bagi China untuk menyambut semua jenis emiten, untuk menjadi emiten biasa di pasar onshor China,” ujar Jingdong.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*