The Most Influential Global Economics News 2013

The Most Influential Global Economics News 2013

Banyak rupa-rupa perkara terjadi dalam dunia perekonomian Global sepanjang 2013 ini. Gegap gempita terpilihnya presiden baru China, sengketa pulau Diaoyu dan Senkaku antara Jepang dan China, dahsyatnya Topan Haiyan onjang-ganjing tapering the fed, ditetapkannya stimulus moneter BOJ 70 T yen per bulan hingga tapering The Fed yang dinanti-nanti seluruh bursa di dunia. Vibiznews memilih lima peristiwa ini menjadi lima pilihan berita ekonomi yang paling mempengaruhi perekonomian dunia.

1. Terpilihnya Xi Jin Ping sebagai presiden China 

Kalau ada berita paling menggemparkan dari kawasan Asia adalah terpilihnya Xi Jinping sebagai presiden China menggantikan Hu Jintao. Terpilihnya Xi Jinping telah diperkirakan sebelumnya. Adapun tugas berat bagi Xi Jinping adalah untuk dapat terus menjadikan China sebagai ‘keajaiban dunia’. Ini jelas bukan tugas yang mudah, sebab tantangan yang dihadapi  China saat ini jauh lebih kompleks dan rumit. Mempertahankan pertumbuhan ekonomi China, di seputar tujuh persen, merupakan salah satu tugas terberat. China sejauh ini menyandarkan pertumbuhan ekonominya pada sektor ekspor, sementara perekonomian dunia, terutama Eropa dan Amerika Serikat, tengah mengalami kelesuan berkepanjangan.

xi jinping dan SBY

Sementara bagi Indonesia, terpilihnya Xi Jinping sebagai Presiden China memunculkan harapan makin membaiknya hubungan Indonesia-China, khususnya di bidang perekonomian karena ternyata dia bukan “orang baru” bagi Indonesia, terutama bagi kalangan pengusaha nasional. Hubungan yang sudah berlangsung lama antara Xi dengan kalangan pengusaha Indonesia diharapkan bisa menjadi babak baru dan mempermulus kerja sama kedua negara. Terbukti pada kunjungannya ke Indonesia bulan Oktober lalu, Xi Jinping membawa 200 anggota delegasi yang merupakan para pengusaha dan berhasil membuat beberapa kesepakatan ekonomi antara kedua negara yang terdiri dari 21 perjanjian bisnis antara perusahaan kedua negara.

2. Sengketa pulau Diaoyu dan Senkaku antara Jepang dan China

Pengumuman zona pertahanan udara di Laut Cina Timur yang efektif berjalan sejak tanggal 23 November membuat banyak pihak protes khususnya Jepang yang selama ini sering berselisih dengan kepemilikan beberapa pulau diperbatasan kedua negara tersebut. Maksud China untuk memperluas zona udaranya yang meliputi pulau-pulau yang sedang disengketakan oleh Jepang ini telah mengubah status quo antara kedua negara.

Protes Jepang tersebut mendapat dukungan dari Amerika dan juga Korea selatan namun peringatan kedua negara inipun kurang digubris oleh pemerintah China. Tindakan China itu akan membuat hanya akan meningkatkan eskalasi ketegangan dan resiko insiden di kawasan itu. Amerika sendiri melihat China berupaya destabilisasi untuk mengubah status quo di sana.

jepang& china

Sebelumnya kedua negara sudah bersengketa terhadap pulau bernama Diaoyu dan Senkaku yang memiliki kekayaan minyak,gas alam dan ikan lautnya yang sudah sering terlibat konflik dengan melibatkan kapal-kapal perang mereka. Ketegangan ini sempat dikuatirkan akan membawa pelemahan pada ekonomi kedua negara yang tentu saja akan berimbas bagi dunia.

3. Topan Haiyan

topan haiyan

Akibat dahsatnya topan Haiyan -yang merupakan topan yang terkuat yang pernah tercatat di dunia- menghantam kawasan Filipina tengah, Tacloban pada 8 November lalu dengan kecepatan sekitar 270km/jam maka tingkat inflasi di Filipina pada bulan November 2013 seperti yang dilaporkan Kantor Statistik Nasional Filipina mengalami  percepatan untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi 3,3 persen. Dan inflasi bulan ini lebih tinggi 0,4 persen lebih tinggi dari angka bulan Oktober.  Percepatan inflasi ini terjadi karena harga pangan, perumahan dan harga transportasi  yang lebih tinggi  karena efek dari Topan Haiyan. Badai ini juga memberi dampak bagi pertumbuhan PDB Filipina.

Sementara itu inflasi tahunan pada bulan November mencapai level 3,9 persen dan tingkat inflasi ini lebih besar dibandingkan inflasi tahunan yang terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 3,2 persen. Sementara itu inflasi tahun lalu dilaporkan sebesar 2,8 persen.

haiyan-filipina

Naiknya harga makanan dan minuman non alkohol menyumbang kenaikan inflasi tersebut dimana inflasi beras bulan November tercatat lebih tinggi dibandingkan pada bulan Oktober yang naik menjadi 10,7 persen dari 9,4 persen pada bulan sebelumnya.

Selain harga pangan juga kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran seperti tarif air, listrik , gas dan bahan bakar lainnya dipercepat menjadi 1,9 persen dari 0,8 persen, untuk  indeks perabotan, peralatan rumah tangga dan pemeliharaan rutin rumah meningkat menjadi 2,3 persen dari 2,2 persen, dan selanjutnya  indeks transportasi naik ke  0,7 persen dari 0,5 persen.

4.Stimulus moneter BOJ 70 T yen per bulan

BOJ

Pada akhir pertemuannya selama dua hari, Bank of Japan mengumumkan keputusannya untuk mempertahankan stimulus moneternya (20/12). Bank sentral memberikan sinyal bahwa ada kemajuan berarti dalam usahanya memerangi deflasi yang telah mengurung ekonomi Jepang selama 15 tahun belakangan. Keputusan Bank of Japan tersebut diambil setelah kemarin Fed mengumumkan rencananya untuk mengurangi stimulus moneter.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mempertahankan komitmennya untuk melakukan ekspansi basis moneter sebesar 60 triliun yen per tahun menjadi 70 triliun yen per tahun hari ini, di akhir rapat yang berlangsung sejak kemarin. Kebijakan ini memang sejalan dengan apa yang diperkirakan oleh para ekonom.

5. Tapering The Fed

the fed-tapering

Pengumuman the Fed memotong pembelian obligasi sebesar USD 10 miliar dari USD 85 miliar menjadi USD 75 miliar mulai bulan Januari tahun depan mendapat sambutan positif dari banyak investor sekalipun salah satu dampak pemotongan tersebut akan membuat nilai bunga pinjaman akan kembali meningkat dari waktu ke waktu.

The Fed akan terus melakukan pemotongan stimulus jika ekonomi AS dapat terus tumbuh secara stabil dan akan tetap memberikan suku bunga rendah dalam pinjaman jangka pendek. Pembelian obligasi oleh The Fed dimaksudkan untuk menurunkan tingkat suku bunga pinjaman jangka panjang.

Kebijakan suku bunga rendah The Fed ini sudah banyak diikuti oleh bank sentral lainnya seperti Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan. Pengurangan suku bunga sendiri dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.

Langkah The Fed untuk meningkatkan ekonomi AS ini telah memberikan efek positif bagi eksportir Cina sehingga dapat mencerahkan prospek ekspor China. Saat ini saja China masih menikmati surplus besar perdagangan dan perbedaan tingkat bunga yang terus mendukung perkembangan mata uang yuan.

 (ns/JA/Vbn)

(sumber foto: bl,ant-reuters, the global review,thelonggoodbye.wordpress)


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*