The Fed Urung Naikkan Suku Bunga, Bursa Saham di Titik Galau

Senin, 21 September 2015 | 08:37 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta – Laju bursa saham Asia menutup akhir pekan dengan kecenderungan berada di teritori negatif setelah di awal sesi sempat berada di zona hijau. Urungnya bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga disebut menjadi biang ketidakpastian baru di pasar hingga akhir tahun.

Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai situasi yang tak menentu tersebut memperlihatkan bahwa pemulihan ekonomi di Negeri Abang Sam belum sepenuhnya sesuai harapan. Tak hanya ekonomi Amerika Serikat, ia juga menilai ekonomi global belum cukup pulih sepenuhnya.

Baca: Mau Menikah Bulan Mei, Ini Pengakuan Terus Terang Luna Maya

Reza mengatakan penundaan kenaikan suku bunga The Fed membuat nilai tukar dolar Amerika melemah terhadap yen. “Imbasnya negatif terhadap laju bursa saham Nikkei dan sekitar,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 21 September 2015.

Tak hanya bursa saham Asia, bursa saham Eropa ikut melemah di akhir pekan. Pelaku pasar awalnya menilai positif dengan ditundanya kenaikan Fed Rate. Namun, penilaian berbalik negatif seiring persepsi masih lemahnya ekonomi Amerika dan lambatnya upaya pemulihan yang tercermin dari penundaan kenaikan Fed Rate sehingga menimbulkan ketidakpastian baru.

Di akhir pekan, laju bursa saham AS terpaksa harus berakhir kembali di zona merah. Situasi itu melanjutkan pelemahan sebelumnya seiring respons pelaku pasar terhadap tidak berubahnya keputusan The Fed akan arah suku bunga yang tetap dipertahankan saat ini.

Simak: Guru Cantik di SMA Mundur Setelah Berpose Tak Patut di Video

Lambatnya potensi pemulihan ekonomi global membuat aksi jual terjadi pascapidato Gubernur The Fed Janet Yellen. Keputusan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga menunjukkan tingginya risiko ekonomi global. “Perlambatan inflasi dapat berimbas pada peningkatan daya beli masyarakat dan kinerja para korporasi di AS,” kata Reza.

Pada perdagangan Senin, 21 September 2105, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 4.348-4.365 dan resisten 4.408-4.428. Laju IHSG di atas area target support 4.300-4.315 dan mampu melampaui target resisten 4.385-4.405 meski di akhir sesi ditutup di bawah target tersebut.

Posisi IHSG rentan terhadap pembalikan arah jika tidak didukung oleh sentimen yang ada. Kecuali jika pelaku pasar masih mempertahankan aksi beli sehingga dapat membuat laju IHSG kembali di zona hijau di awal pekan. “Kami masih berharap laju IHSG bertahan di zona positifnya saat ini agar tidak berubah menjadi tren melemah,” ujarnya.

MAYA AYU PUSPITASARI

BACA JUGA
Kecelakaan di Cipali, 6 Tewas: Karena Makam Mbah Samijem?
Bisa Bicara dengan Binatang, Wanita Mampu Prediksi Bencana


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*