The FED Tunda Menaikkan Suku Bunga, Safe Haven Untungkan Emas

shadow

FINANCEROLL – Apa yang menjadi keyakinan mayoritas pelaku pasar terbukti, The Federal Reserve memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga saat ini sebagai hasil pertemuan dua hari mereka pada Kamis (17/09) waktu setempat.

Merespon hasil yang demikian, Indek Dolar AS bergerak turun, bahkan posisi perdagangan EURUSD berada pada level tertinggi dalam tiga minggu. Indek Dolar AS berada diangka terendah dalam tiga minggu terakhir. Harga emas langsung menguat ke posisi termahalnya dalam dua minggu terakhir ini. Harga emas dipasar spot naik 0,8% ke harga $1,127,80 per troy ons, setelah sempat melejit ke harga $1.130,35 per troy ons. Ini merupakan  harga termahalnya sejak 3 September lalu. Pasar nampaknya telah siap dan berjalan mendahului, sehari sebelumnya harga emas naik 1,3% dan mencatat kenaikan terbesar dalam sehari sejak 20 Agustus lalu. Keyakinan pasar didasari data ekonomi sebelumnya yang menunjukkan bahwa indek harga konsumen AS menurun secara tak terduga dibulan Agustus.

Sebenarnya, keputusan Bank Sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunganya lebih didasarkan pada pertimbangan kondisi ekonomi internasional saat ini. Bagi The FED, kondisi ekonomi internasional saat ini sangat riskan apabila suku bunga dinaikkan, kenaikan yang akan menjadi sejarah untuk pertama kalinya dilakukan dalam waktu hampir satu dekade terakhir. Keputusan The FED ini membuka peluang kebijakan pengetatan moneter akan dilakukan pada akhir tahun ini.

Harga emas untuk kontrak perdagangan berjangka justru berakhir turun 0,2% ke harga $1.117 per troy ons, sebelum The FED mengumumkan hasil pertemuannya. Sebagaimana diketahui, keyakinan pasar bahwa akan dilakukan kenaikan suku bunga hanya sekitar 30%, saja. Mayoritas yakin The FED tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kali ini. Meski demikian, kisaran perdagangan emas dalam sepekan memang sangat sempit, walaupun akhirnya sempat melejit sehari sebelum pertemuan The FED berakhir. Kenaikan harga emas pada perdagangan hari Rabu, dipicu data ekonomi AS yang secara mengejutkan menunjukkan angka inflasi justru menurun dibulan lalu. Sinyalemen tren disinflasi AS ini sangat bertentangan dengan kondisi kesehatan ekonomi As sendiri, dimana angka pengangguran AS mengalami penurunan. Sebagaimana dalam tulisan sebelumya, The FED memang menghadapi dilema berkenaan dengan masalah ketenaga kerjaan dan data ekonomi yang saling bersilang menyilang.

Meskipun akhirnya diputuskan untuk tidak menaikkan suku bunga kali ini, mayoritas pelaku pasar juga yakin bahwa suku bunga akan tetap dinaikkan pada tahun ini. Dengan demikian, kebijakan pengetatan moneter, berpeluang akan dilakukan pada akhir tahun ini. Setidaknya hal ini membuat pasar berkesempatan melihat kenaikan harga emas ditengah koreksi yang terjadi di Dolar AS. Arus safe haven akan kembali masuk ke komoditi emas, meski tren ini bisa berlaku pendek mengingat permintaan emas secara fisik juga masih lemah. Setidaknya perdebatan akan kenaikan suku bunga ini baru akan menghangat kembali hingga pertemuan bulan Oktober nanti. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*