The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta – Pertemuan bank sentral Amerika Serikat (Federal Open Market Committee/ FOMC) yang berakhir pada 18 Maret 2015 menyepakati penundaan kenaikan suku bunga acuan dari level 0-0.25 persen. Namun masih terbuka kemungkinan, kenaikan suku bunga dilakukan pada pertengahan 2015 atau pada pertemuan FOMC Juni-Juli.

Gubernur bank sentral Amerika (The Fed), Janet Yellen, menyatakan penundaan kenaikan suku bunga dilakukan hingga ada penilaian lebih lanjut mengenai kondisi perekonomian dalam negeri.

Menurut Yellen, untuk menentukan kisaran suku bunga, Komite The Fed menilai beberapa indikator yakni kondisi pasar tenaga kerja, indikator tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi hingga perkembangan keuangan domestik dan internasional.

“Komite menilai, akan tepat untuk menaikkan suku bunga ketika ada perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja dan cukup yakin bahwa inflasi akan kembali ke tujuan 2 persen dalam jangka menengah,” kata Yellen, dikutip dari siaran pers The Fed.

Namun Yellen mengakui jika secara umum kondisi perekonomian Amerika relatif membaik. Informasi yang diterima The Fed menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah membaik, kondisi pasar tenaga kerja yang cerah, dan tingkat pengangguran yang lebih rendah. Menurut Yellen, berbagai indikator ini menunjukkan bahwa utilisasi tenaga kerja semakin besar.

Di sisi lain, pengeluaran rumah tangga mulai meningkat dan penurunan harga energi (minyak) telah mendorong kenaikan daya beli rumah tangga. Namun Yellen menyebut masih ada ganjalan yakni lambatnya pemulihan sektor properti residensial dan pertumbuhan ekspor yang melemah. “Komite berharap, dengan kebijakan yang tepat, kegiatan ekonomi akan berkembang pada kecepatan yang moderat,” ucapnya.

Tarik ulur rencana kenaikan suku bunga The Fed menjadi momok bagi negara-negara berkembang. Kenaikan suku bunga ini dikhawatirkan akan memacu pelarian modal dari negara-negara berkembang. Sejak awal tahun 2015, isu suku bunga The Fed telah membuat dolar melonjak dan sejumlah mata uang, termasuk rupiah, menyusut tajam.

FERY F


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*