The Fed Tahan Suku Bunga, Dolar Keok

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta – Pelemahan indeks dolar di pasar global membuat tekanan terhadap rupiah mereda.

Di transaksi pasar uang hari ini, Kamis 8 Januari 2014, rupiah mengalami apresiasi 61 poin (0,48 persen) ke level 12.674 per dolar Amerika Serikat. Rupiah terimbas mata uang Asia lainnya yang mayoritas menguat terhadap dolar AS.

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan notulensi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) 17 Desember 2014 lalu memicu tekanan terhadap dolar AS. “Pelemahan indeks dolar kemudian membuat mata uang kawasan Asia menguat, termasuk rupiah.”

Pada notulensi yang dirilis 7 Januari 2015 waktu AS, The Fed menyatakan tidak akan melakukan perubahan fundamental dalam kebijakan moneternya, termasuk suku bunga, hingga pertemuan FOMC Meeting berikutnya. Kepastian ini direspon positif oleh investor karena suku bunga rendah masih dipertahankan paling tidak sampai April 2015.

Meski demikian, Lukman memperkirakan penguatan rupiah terhadap dolar AS hanya bersifat sementara. Pasalnya, sentimen yang memberatkan rupiah lebih banyak dibanding sentimen yang mendukung rupiah. “Defisit perdagangan dan tingginya laju inflasi tahun 2014 membuat rupiah sulit menguat lebih jauh.”

Sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar hari ini. Hingga 17.00 WIB, won menguat 0,27 persen, rupee menguat 0,85 persen, ringgit menguat 0,42 persen, dolar Singapura menguat 0,16 persen. Sementara itu, yen melemah 0,32 persen terhadap dolar.

PDAT | M. AZHAR


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*