The Fed juga Benahi Sistem Logistik di AS

INILAHCOM, New York – Saham Goldman Sachs (GS) turun terdalam sejak dua pekan terakhir setelah The Federal Reserve AS mengeluarkan proposal tentang persyaratan baru untuk modal dan pembatasan kegiatan bank besar di pasar komoditas fisik.

Secara khusus bank sentral AS ini menuntut perusahaan untuk menambah modal dengna kegiatan mereka dalam komoditas dan perdagangan komoditas fisik. Aturan tentang cadangan modal terhadap potensi kerugian dalam bisnis komoditas ini melibatkan pembangkit listrik dan menghapus tembaga dari daftar logam alam izin penyimpanan. Hal ini akan menetapkan persyaratan pelaporan publik baru untuk kepemilikan komoditas fisik mereka, standar kunci yang tidak memerlukan banyak rincian.

Proposal ini mengadopsi untuk memaksa beberapa bank besar untuk melakukan divestasi unit. Aturan lama tahun 1999 memungkinkan beberapa bank untuk membeli industri berat, termasuk pipa, kapal tanker minyak dan pembangkit listrik, seperti mengutip thestreet.com.

Proposal Fed ini sesuai dengan hasil penuelidikan Senat tahun 2014 di  pergudangan bisnis aluminium milik Goldman Sachs. Metro International Trade Services yang menangani raturan transaksi komoditas yang menangani pengangkutan aluminium berjarak ratusan mil dari gudang satu ke gudang yang lain milik Goldman Sachs.

Lamanya perjalanan tersebut memaksa pemilik logam menunggu hingga dua tahun hingga logam mereka keluar dari penyimpanan. Dalam catatan, rata-rata keterlambatan hingga 40  hari di 2010.

Kondisi ini mempengaruhi bisnis dari konsumen logam tersebut seperti produsen mobil, produsen kaleng bir dan konsumen. Pada saat yang sama transaksi antara bank komoditas dan pedagang belum memperhitungkan bila biaya logistis mengalami kenaikan.

Di Indonesia, pemerintah juga sedang merintis logistik yang hemat di Cikarang. Pusat Logistik Berikat (PLB) mampu mengurangi beban biaya logistik dan mendekatkan bahan baku industri. Manfaat ini yang juga akan mendorong peningkatan daya saing industri nasional.

Selanjutnya semua komoditas pangan dan industri terkait yang membutuhkan akan masuk dalam skema PLB ini. “PLB bisa menghemat biaya logistik bagi industri sebesar 5-7 persen,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.

Airlangga menyampaikan pembentukan PLB merupakan salah satu amanat dari paket kebijakan ekonomi jilid II yang dikeluarkan pemerintah.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*