The Fed Diragukan Naikkan Suku Bunga

TEMPO.CO, New York – Para pengamat memperkirakan sidang rutin bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, selama dua hari tak akan menelurkan kebijakan kenaikan suku bunga acuan dari 0,25 persen. Sikap hati-hati The Fed menentukan kenaikkan suku bunga diyakini pasar didasari situasi perekonomian ideal yang belum tercapai.

“Menurut saya, The Fed akan menaikkan suku bunga jika situasi sudah sesuai dengan yang diasumsikan,” ujar Analis Strategis Credit Agricole Mark McCormick.

Musababnya, situasi perekonomian Amerika Serikat berjalan tak sesuai yang diharapkan The Fed. Salah satu faktor terlihat dari imbal hasil obligasi pemerintah AS yang turun lantaran merosotnya harga minyak dan melemahnya indeks daya beli rumah.

Penjualan obligasi dua hari terakhir tak sesuai dengan proyeksi The Fed. Akibatnya, imbal hasil yang sempat menembus 2,173 persen di akhir tahun 2014 terus melorot. Pada penutupan perdagangan hari Selasa, imbal hasil jangka panjang turun di level 2,063 persen.

Anjloknya imbal hasil tersebut disebabkan oleh merosotnya penjualan retail AS. Begitu juga dengan kepercayaan konsumen dan tolak ukur inflasi di tingkat grosir turut bereaksi negatif.

Menurut analis Cumberland Advisor David Kotok, selain indeks imbal hasil obligasi yang tak sesuai harapan, melambatnya tren penguatan dolar juga memperkuat keraguan The Fed. Euro kembali menguat 0,6 persen di level 1,06. Begitu juga dengan yen yang sempat melemah di level 122,04 kembali menguat di level 121,25.

Bersamaan dengan melemahnya dolar, output industri turut melemah. Output industri hanya tumbuh 0,1 persen pada Februari lalu. “The Fed tak yakin dengan kondisi dolar yang berisiko melemahkan laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” kata Kotok.

Jargon “sabar” yang selalu dinyatakan The Fed dalam menaikkan suku bunga diyakini terjadi karena target inflasi dua persen sulit diwujudkan. Penguatan dolar yang diikuti pelemahan hampir seluruh mata uang di dunia membuat dolar diburu yang dampaknya mengurangi daya saing eksportir Amerika di pasar global. Situasi ini membuat indeks inflasi Amerika Serikat berada di titik -0,1 persen.

Pembawa acara Mad Money yang ditayangkan di CNBC, Jim Cramer, pesimistis The Fed akan menaikkan suku bunga jika melihat situasi perekonomian sekarang yang tak berada di dalam jalurnya. “Jika melihat data perekonomian bulan Februari lalu, The Fed seharusnya menurunkan suku bunga, bukan justru menaikkan,” kata Cramer.

WSJ | REUTERS | CNBC


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*