The Fed Buka Kemungkinan Tapering Off, Pasar Domestik Bergerak Variatif

The Fed Buka Kemungkinan Tapering Off, Pasar Domestik Bergerak Variatif

The Fed Buka Kemungkinan Tapering Off, Pasar Domestik Bergerak VariatifFinanceroll – Pada perdagangan Kamis (20/2) pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta ditutup melemah 35 poin (0,29%) ke posisi Rp 11.800-11.825 dari posisi kemarin  Rp 11.765-11.780.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5 poin berkat aksi beli jelang penutupan perdagangan. Investor asing masih aktif beli saham, dana asing hari ini masuk lebih dari Rp 900 miliar.  Pada awal perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 5,383 poin (0,12%) ke level 4.587,268 akhirnya terkena koreksi juga setelah muncul aksi ambil untung. Koreksi ini wajar karena IHSG sudah menanjak cukup tinggi dalam beberapa perdagangan terakhir.

Tekanan pada rupiah Kamis kemarin  merespons hasil rilis notula rapat moneter bulan Januari dari Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari tadi. Dalam notula tersebut mengindikasikan kemungkinan The Fed untuk tetap melakukan tapering pada pertemuan atau rapat-rapat selanjutnya.

Selain itu, The Fed juga optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi AS.  Karena itu, rupiah sempat mencapai level terlemahnya Rp 11.825 setelah mencapai level terkuatnya Rp 11.740 dari posisi pembukaan Rp 11.765 per dolar AS.  Terlebih, Fed tidak terganggu dengan tingkat inflasi AS yang masih rendah.  Angkanya masih jauh di bawah target The Fed 2%.

Di antara anggota FOMC,  ada juga diskusi yang menyebutkan peluang kenaikan inflasi AS pada pertengahan 2014 secara gradual.  Kemudian, ada satu anggota FOMC yang mengusulkan kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertengahan 2014.  Karena itu,  secara keseluruhan notula rapat FOMC Januari tersebut lebih hawkish (pro moneter ketat) sehingga mengundang penguatan dolar AS di pasar keuangan.

Sentimen dari penurunan indeks manufaktur China versi HSBC, menurut Ariston, tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan rupiah melainkan lebih berpengaruh pada penguatan dolar AS.  Sentiemen manufaktur China juga menjatuhkan harga minyak, emas, dan dolar Australia.  Terhadap rupiah tidak terlalu berpengaruh.

Akhirnya,  dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro.  Indeks dolar AS menguat ke 80,30 dari sebelumnya 80,20.  Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke level USD 1,3699 dari sebelumnya USD 1,3732 per euro.

Dari bursa saham,  tak semua saham unggulan kena aksi ambil untung. Saham-saham finansial dan infrastruktur bisa menguat dan membalikan arah IHSG ke zona hijau meski hanya sebentara saja.  Menutup perdagangan sesi I, IHSG melemah 11,157 poin (0,24%) ke level 4.581,494 terkena aksi ambil untung. Pelemahannya bisa sedikit ditahan oleh penguatan saham-saham bank berkapitalisasi besar (big cap).

Jelang penutupan perdagangan, investor domestik mulai berburu saham mengekor investor asing.  Alhasil IHSG pun balik arah positif.  Pada akhir perdagangan, Kamis (20/2), IHSG naik 5,570 poin (0,12%) ke level 4.598,221. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,873 poin (0,37%) ke level 776,413.

Aksi ambil untung mulai ramai terjadi di saham-saham unggulan. Namun koreksi IHSG bisa tertahan atas pembelian saham-saham perbankan. Saham bank diburu atas kinerjanya yang positif.  Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 994,43 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 194.483 kali pada volume 6,343 miliar lembar saham senilai Rp 7,326 triliun. Sebanyak 111 saham naik, sisanya 183 saham turun, dan 72 saham stagnan.  Volume dan nilai transaksi perdagangan hari ini cukup besar karena terdorong aksi tutup sendiri alias crossing saham PT Cardig Aero Service Tbk (CASS) senilai Rp 1,1 triliun. Transaksi difasilitasi broker Deutsche Securities (DB) di pasar negosiasi. [geng]

Sejumlah saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers� di antaranya saham PT Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 275 ke Rp 26.975, Pool Advista (POOL) naik Rp 200 ke Rp 2.700, Mayora (MYOR) naik Rp 375 ke Rp 30.150, dan Dharma Satya (DSNG) naik Rp 195 ke Rp 2.600.

Sedangkan  saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori� top losers antara lain Mandom (TCID) turun Rp 750 ke Rp 13.050, Duta Pertiwi (DUTI) turun Rp 500 ke Rp 3.950, Selamat Sempurna (SMSM) turun Rp 440 ke Rp 3.560, dan Multi Prima (LPIN) turun Rp 175 ke Rp 5.100.

Pada sisi lain, bursa regional terkena imbas kekhawatiran dipangkasnya stimulus AS sehingga sore ini kompak melemah. Hanya bursa Indonesia yang mampu menguat.  Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional hingga sore hari ini:  Indeks Komposit Shanghai turun 3,77 poin (0,18%) ke level 2.138,78, Indeks Hang Seng jatuh 270,44 poin (1,19%) ke level 22.394,08, Indeks Nikkei 225 anjlok 317,35 poin (2,15%) ke level 14.449,18, dan  Indeks Straits Times menipis 1,07 poin (0,03%) ke level 3.087,72. [geng]

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*