The Fed Bakal Naikkan Bunga, Investor Wait and See 6-12 Bulan

Jakarta -Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed yang akan menaikkan suku bunga diperkirakan akan menekan perekonomian Indonesia. Dana investor berpotensi akan banyak ditarik keluar sehingga menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah.

“Itu dampaknya ke investor, seberapa jauh dia mau stay di Indonesia dan seberapa besar potensinya di AS. Itu tergantung investor,” kata Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Gatot M Suwondo saat ditemui di Gedung BNI, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Menurut Gatot, saat ini, para investor masih akan menunggu keputusan kenaikan suku bunga di AS. Jika itu terjadi, kemungkinan besar para investor akan ramai-ramai menempatkan dananya di Negeri Paman Sam tersebut.

“Saya setiap setahun dua kali keliling ke luar. Yang saya terima dari pandangan-pandangan investor, terutama pasar modal, dia mau wait and see sampai 6-12 bulan. Mereka masih melihat kondisi-kondisi, masalah-masalah global dan regional,” terang dia.

Artinya, kata Gatot, investor saat ini masih pasang kuda-kuda soal penempatan dana mereka. Jika The Fed ternyata menaikkan suku bunga, maka tidak menutup kemungkinan dana-dana akan banyak keluar.

“Kalau ada opportunity di AS dia bisa lari. Seperti September tahun lalu, begitu ada opportunity Amerika mereka lepas ramai-ramai. Terima kas rupiah datang ke bank minta dolar, jadi nilai tukar kita goyang sedikit,” jelas Gatot.

Dengan situasi tersebut, tambah Gatot, tentunya menjadi tantangan bagi industri perbankan. Oleh karena itu, BNI sepertinya tidak akan memasang target keuangan terlalu tinggi.

“Ke depan karena situasi begini, flat dulu. Minimal sama seperti tahun ini,” ujarnya.

(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*