Thailand Pertahankan Suku Bunga Utamanya, Baht Alami Kerugian Paling Besar Di Asia

Thailand mempertahankan suku bunga utamanya di dekat rekor rendah untuk stabilitas dalam negeri setelah naiknya biaya pinjaman AS yang menekan mata uang Asia dan prospek pertumbuhan ekonominya.

Dengan suara bulat Bank of Thailand juga mempertahankan one-day bond repurchase rate di 1,5 persen, demikian pernyataan bank sentral Thailand di Bangkok, Rabu ini.

Negara-negara berkembang saat ini sedang bersaing untuk menahan arus keluar modal setelah Federal Reserve pekan lalu menaikkan suku bunga seperempat poin dan mengisyaratkan akan ada kenaikan lagi di tahun 2017.

Sebuah masa berkabung selama setahun untuk Raja Bhumibol Adulyadej dan sikap proteksionis di AS menimbulkan risiko bagi perekonomian negara yang bergantung pada ekspor ini. Laju pertumbuhan ekonomi negara ini adalah yang paling lambat diantara rekan-rekan di Asia Tenggara lainnya.

Mata uang Thainlan, baht telah telah menagalami kerugian terbesar di Asia bulan ini, jatuh 1,4 persen terhadap dolar.

Perekonomian Thailand berjuang untuk mendapatkan traksi tahun ini dimana tingkat belanja konsumen yang rendah dan kemerosotan dalam perdagangan yang menahan investasi. Pertumbuhan ekonomi untuk kuartal terakhir melemah ke 3,2 persen dari tahun lalu.

Sementara harga konsumen naik 0,6 persen pada bulan November dibandingkan masa yang sama di tahun sebelumnya.

Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

 


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*