Tes Daya Tahan Perbankan Jika Dolar Rp 14 Ribu, Ini Hasilnya

Kamis, 13 Agustus 2015 | 19:17 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan industri perbankan telah melakukan uji skenario kekuatan modal atau stress test dengan analogi rupiah di sejumlah tingkatan. Salah satunya, OJK dan industri telah melakukan stress test dengan analogi rupiah senilai Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat.

Hasilnya, daya tahan industri perbankan terhadap gejolak nilai tukar rupiah senilai Rp 14 ribu per dolar AS masih cukup baik. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, otoritas bersama dengan industri bersama-sama melakukan uji ketahanan dari mulai skenario yang paling ekstrim hingga yang tidak.

“Jadi yang namanya skenario mau dibuat ekstrim atau tidak, bisa saja. Skenario bisa buat Rp 14 ribu bisa buat Rp 15 ribu dan lain sebagainya,” ujarnya di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Kamis 13 Agustus 2015.

Stress test ini dilakukan lebih rutin dengan berbagai macam indikator sehingga nantinya secara bersama-sama dapat membahas langkah lanjutan. “Stress test ini dilakukan kapan saja, any minutes, tidak hanya karena situasi sekarang saja. Bisa menguji situasi ke depan gimana,” katanya.

Muliaman menuturkan daya tahan perbankan dengan kondisi nilai tukar rupiah ini masih cukup kuat. Situasi saat ini yang dihadapi industri perbankan, lanjutnya, yakni fluktuasi harga, risiko kenaikan kredit macet atau non performing loan (NPL), dan risiko likuiditas. “Pertumbuhan dana pihak ketiga masih lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit. Yang harus diantisipasi ini harus mengelola kredit,” tutur Muliaman.

Kurs tengah pada hari ini Rp 13.747 per dolar AS. Nilai referensi tersebut menguat 0,08 persen  atau 11 poin dari Rabu, 12 Agustus 2015. Bank sentral menetapkan kurs jual hari ini di level Rp 13.816 per dolar AS dan kurs beli di level Rp 13.678 per dolar AS.

Untuk Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) senilai Rp13.747 per dolar AS, terapresiasi 0,08 persen atau 11 poin dari kurs Jisdor. Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk telah melakukan uji skenario kekuatan modal atau stress test dengan analogi rupiah berada pada level Rp14.000 per dolar AS.

Pejabat Eksekutif Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan perseroan menyatakan perseroan saat ini dalam keadaan aman terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio Bank Mandiri masih dalam level cukup. “Hasil dari stress test, modal kami dilihat dari CAR masih berada di 17,7 persen,” ucapnya.

Dengan rasio kecukupan modal yang dimiliki perseroan sebesar 17,7% tersebut, Bank Mandiri masih mampu menahan goncangan apabila rasio kredit bermasalah atauNon Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan. “Kecukupan modal Mandiri membuat kami masih bisa menjaga currency lost,” kata Kartika.

BISNIS.COM


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*