Terlena Harga Minyak, Arab Saudi Kini Diambang Defisit Keuangan

Jumat, 09 Oktober 2015, 04:02 WIB

VOA

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Dokumen rahasia pemerintah Arab Saudi yang bocor mengungkapkan Raja Salman memerintahkan pengetatan anggaran akibat meningkatkan defisit keuangan. Kondisi itu dinilai terjadi karena Arab Saudi terlena saat harga minyak dunia naik. Kini, saat harga minyak dunia anjlok, Arab Saudi harus menanggung minimnya pendapatan.

Profesor di Departemen Pemerintah LSE Steffen Hertog mengungkapkan Arab Saudi tak memiliki disiplin fiskal. Selama tahun-tahun kemakmuran saat harga minyak dunia baik, ada anggapan bahwa pendapatan tak akan bisa berhenti mengalir. “Ada kelebihan belanja yang signifikan di semua anggaran nasional dari sejak 2000an, rata-rata sekitar 15 persen dari rencana anggaran, dan sekarang pesannya adalah mereka tidak akan memiliki itu lagi,” ungkapnya seperti dikutip the Guardian, Kamis (8/10).

Pengamat Arab Saudi, David Butter menambahkan Saudi tidak memiliki sumber pendapatan utama selain dari minyak. “Mereka memiliki pajak yang kecil dan banyak subsidi di semua sistem dan gaji sektor publik yang tinggi. Gaji tidak terkontrol. Masalah ini sudah diketahui sejak lama,” ungkapnya.

Dalam dokumen yang bocor tersebut, Raja Salman memerintahkan lembaga pemerintah setempat memperketat belanja anggaran yakni antaralain dengan menghentikan pembelian mobil baru dan furnitur. Perjalanan bisnis juga dibatasi serta menghentikan penambahan proyek infrastruktur baru. Kondisi tersebut dinilai terjadi karena anjloknya harga minyak dunia serta tingginya biaya perang Yaman yang diikuti Saudi.

Menguap adalah dari setan. Karena itu, apabila salah seorang dari kalian menguap, tutuplah serapat mungkin karena ketika salah seorang dari kalian berkata ‘huah’ (pada saat menguap), setan akan menertawakannya”. (HR Bukhari)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*