Tak Bagi Dividen Karna Merugi, Pergerakan Saham INDY Masih Tertahan

PT Indika Energy Tbk (INDY) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dengan  memutuskan menerima laporan tahunan perseroan, mengesahkan laporan keuangan, serta perubahan susunan dewan komisaris dan direksi. Dalam RUPST kali ini perseroan menyatakan tidak akan memberikan dividen. Hal ini dikarenakan pada 2013 merupakan tahun penuh tantangan bagi pasar batu bara global.

Penurunan harga batu bara thermal dan kenaikan harga minyak merupakan dua tantangan terberat yang memberikan dampak signifikan kepada perseroan. Tercatat, pada tahun 2013 perusahaan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD62,5 juta.

Diantara perusahaan dalam grup, produsen batu bara Kideco Jaya Agung dan Santan Batu Bara mengalami pengaruh langsung turunnya harga batu bara. Selain itu, Multi Tambangjaya Utama mengalami penundaan perolehan izin untuk melanjutkan kegiatan operasionalnya.

Sedangkan kontraktor batu bara, Petrosea mengalami penurunan target pengupasan lapisan tanah pada klien. Selain itu, investasi kami dalam participating interest 10 persen di Southwest Bird’s Head Production Sharing Contract bersama Total E&P Indonesie West Papua terbukti merupakan dry well.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Rabu (14/5/14), saham INDY ditutup turun dilevel 640 . Dengan volume perdagangan saham INDY mencapai 11 juta lot saham.

Melihat indikator teknikal, harga saham INDY saat ini telah masuk dalam tren sideways dan mengalami konsolidasi. Terpantau indikator MA terus bergerak flat sejajar dengan bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic menunjukan harga yang berada pada zona tengah mengindikasikan penguatan INDY masih belum cukup kuat.

Sementara itu indikator ADX bergerak flat ketika  +DI menunjukan bergerak melemah di level 19, hal ini menunjukan penguatan INDY akan segera berkurang. Diprediksi kenaikkan INDY akan terkoreksi. Dengan kondisi fundamental dan teknikalnya, maka harga masih akan bergerak konsolidasi di level support Rp 507 hingga resistance Rp 805.

 

Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*