Tahun Depan AS Naikkan Suku Bunga, Apakah RI Bakal Krisis Lagi?

Jakarta -Ekonomi Indonesia memburuk pada pertengahan 2013, yang bahkan disebut krisis oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Penyebabnya adalah penarikan stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves. Langkah ini disebut tapering off.

Tahun depan, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga. Kebijakan ini juga akan mempengaruhi perekonomian dunia, karena investor akan cenderung mengalihkan investasi mereka ke AS.

Meski demikian, Deputy Country Director ADB untuk Indonesia Edimon Ginting mengatakan situasi tahun depan sepertinya tidak akan seheboh 2013. Ini karena investor, pemerintah, dan otoritas moneter sudah mempersiapkan diri.

Potential impact dari kebijakan The Fed tahun depan itu sudah di-price sejak sekarang,” ungkapnya di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Salah satu antisipasinya, lanjut Edimon, adalah dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Kebijakan ini menyebabkan pemerintah punya ruang fiskal yang cukup untuk menghadapi jika sampai terjadi guncangan.

Bank Indonesia (BI), tambah Edimon, juga sudah menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate. Kenaikan BI Rate bertujuan untuk menjaga ekspektasi inflasi ke depan.

“Sekarang Indonesia banyak memulai hal positif, banyak sekali adjusment yang sudah dilakukan. Jadi untuk sekarang dampaknya akan jauh lebih kecil dari 2013. Kebijakan yang diambil oleh Presiden Jokowi akan membuat dampak akan lebih kecil,” terang Edimon.

Tahun lalu, menurut Edimon, Indonesia terlambat dalam mengantisipasi situasi genting. Harga BBM terlambat dinaikkan sehingga transaksi berjalan (current account) mencatat defisit sampai 4,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2013.

“Semua itu menjadi buruk pada tahun lalu karena terjadi bersamaan. Seperti BBM, inflasi, defisit transaksi berjalan,” sebutnya.

(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*