“Kita survei di 34 provinsi dengan sampel 137 perusahaan pedagang valas di ibu kota provinsi dan kabupaten yang punya transaksi valas. Itu survei hari Rabu setiap seminggu sekali selama 1 bulan, pakai nilai tengah,” ungkap Suryamin, Kepala BPS, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/3/2015).
BPS, lanjut Suryamin, melihat 4 mata uang yang sering diperdagangkan di Indonesia yaitu dolar AS, dolar Australia, euro, dan yen. Hasilnya, rupiah melemah terhadap 4 mata uang tersebut selama periode Januari-Februari 2015.
Berikut adalah depresiasi rupiah terhadap 4 mata uang yang disurvei BPS:
- Terhadap dolar AS, rupiah terdpresiasi 2,95% atau 368,31 poin.
- Terhadap dolar Australia, rupiah terdepresasi 1,13% atau 112,31 poin.
- Terhadap yen Jepang, rupiah terdepresiasi 2,25% atau 2,37 poin.
- Terhadap euro, rupiah terdepresiasi 2,57% atau 365 poin.
“Nilai kurs tertinggi ada di NTB yaitu Rp 13.935/US$. Sementara terendah di Riau, Rp Rp 12.682/US$,” tutur Suryamin.
(hds/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind