Surplus Perdagangan September Indonesia Meningkat Tertinggi 14 Bulan

Indonesia mencatat surplus perdagangan 1,21 miliar dollar AS pada September 2016, dibandingkan dengan surplus 1,03 miliar dollar AS tahun sebelumnya dan mengalahkan konsensus pasar dari 450 juta dollar AS.

Hasil ini merupakan surplus perdagangan terbesar sejak Juli 2015, dimana ekspor turun jauh lebih sedikit daripada impor.

Secara tahun ke tahun, ekspor turun sedikit sebesar 0,59 persen menjadi 12,51 miliar dollar AS, dibandingkan penurunan 0,74 persen pada Agustus dan ekspektasi pasar dari penurunan 1,61 persen. Hasil ini merupakan kontraksi paling lambat dalam 24 bulan beruntun. Penjualan produk non-migas meningkat 2,85 persen menjadi 11.45 miliar dollar AS, sedangkan minyak dan gas turun 28.97 persen pada 1,06 miliar dollar AS.

Impor juga mengalami penurunan sebesar 2,26 persen menjadi 11,56 miliar dolar AS, dibandingkan dengan penurunan 0,49 persen di bulan sebelumnya dan konsensus pasar dari 3,76 persen peningkatan. Ini juga merupakan penurunan 24 bulan berturut-turut.

Pembelian produk non-migas mengalami penurunan 8,8 persen menjadi 1,91 miliar dollar AS dan penjualan minyak dan gas menurun 0,95 persen menjadi 9,65 miliar dollar AS.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor naik sebesar 1,84 persen. Ekspor minyak menurun 6,78 persen dan penjualan non-minyak dan gas produk turun 1,35 persen. Dengan kategori, pengiriman keluar naik untuk: timah (68,05), lemak / minyak nabati hewani (4,11 persen); bijih, kerak, abu logam (94,3, persen). Sebaliknya, penjualan menurun untuk mutiara, batu mulia dan semi mulia (-25,49 percen), dan peralatan mesin / mekanik (-9,38 persen).

Penjualan meningkat menjadi paling besar ke Australia (33,99 persen), Taiwan (15,45 persen), AS (0,9 persen), dan India (9,70 persen). Sebaliknya, ekspor turun terhadap mitra dagang utama negara: negara-negara ASEAN (-3,74 persen menjadi USD 2,51 miliar), negara-negara Uni Eropa (-.40 persen menjadi USD 1,22 milyar), Cina (-0.73 persen USD 1,36 miliar), Jepang (-5,73 persen menjadi USD 1,10 miliar), Korea Selatan (-7,61 persen menjadi USD 461.600.000).

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, impor mengalami penurunan 8,78 persen. Pembelian minyak dan gas turun 2,97 persen dan pembelian non-minyak dan gas menurun 9,77 persen. Impor menurun untuk semua kategori: barang konsumsi (-15,16 persen menjadi USD 990 juta), bahan baku (-7,24 persen menjadi USD 8,48 miliar), dan barang modal (-11,98 persen menjadi USD 1,82 miliar).

Doni/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*