Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Terhenti, IHSG Dan Rupiah Kian Tergerus

Laporan data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan April 2014 lalu menunjukkan bahwa Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,96 miliar (2/6). Tercatat bahwa nilai ekspor April mencapai US$14,29 miliar, turun 2,63%% dari Maret. Ekspor dari sektor industri naik sekitar 2%, ekspor barang pertanian naik 3,31%, sedangkan ekspor barang tambang merosot sekitar 20%.

Sementara itu dari sisi impor April mencatatkan US$16,25 miliar, atau naik 11,93% dari bulan sebelumnya dan turun 1,26% dibandingkan April tahun lalu. Impor migas mengalami penurunan 7,55% dan impor nonmigas naik 19,32%.

Indonesia Balance of Trade

Sementara itu, Impor Indonesia terbesar berasal dari China senilai US$10,01 miliar, diikuti Jepang US$5,86 miliar, dan Singapura US$3,43 miliar. Impor bahan baku pada Januari-April turun menjadi US$44,5 miliar dari periode yang sama tahun lalu, impor barang modal juga turun menjadi US$9,89 miliar, sedangkan impor barang konsumsi justru naik menjadi US$4,1 miliar.

Data neraca perdagangan yang mengalami defisit ini ini memberikan sentiment yang kurang baik terhadap pergerakan mata uang rupiah dan juga bursa saham dalam negeri. Tampaknya baik rupiah maupun IHSG mengalami pelemahan yang ditunjukan IHSG saat ini yang turun 0,28% ke level 4.880,08 pada perdagangan sesi I hari ini. Adapun nilai tukar rupiah tertekan 0,7% ke Rp11.758 per dolar AS.

 

Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
image:antara


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*