Sumber Kekayaan Kongloberat Hary Tanoe


shadow

Financeroll – Hary Tanoesoedibjo tercatat sebagai orang terkaya ke-15 di Indonesia versi majalah Forbes dengan kekayaan mencapai US$1,42 miliar setara Rp18,46 triliun, melonjak dari tahun sebelumnya pada urutan 24.

Hary Tanoesoedibjo, Group President & CEO PT Bhakti Investama Tbk. (BHIT), dalam keterangan resminya, mengatakan pendapatan bersih perseroan meningkat 7,8% menjadi Rp12,43 triliun dari sebelumnya Rp11,53 triliun.

“EBITDA meningkat 5,7% menjadi Rp4,35 triliun dari Rp4,11 triliun,” ungkapnya.

Pendapatan dari lembaga keuangan milik emiten berkode saham BHIT melonjak tajam 33,2% menjadi Rp996,16 miliar dari Rp748,02 miliar. Kontributor terbesar masih dari sektor media mencapai 82,4% senilai Rp10,24 triliun, naik 7,8% dari Rp9,49 triliun.

Media berbasis konten dan iklan yang dikontribusikan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) diklaim terus menunjukkan kekuatan kinerjanya kendati ketidak pastian Pemilu dan perdebatan tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pendapatan iklan MNCN dari tiga stasiun televisi free-to-air (FTA) yakni RCTI, MNC TV, dan Global TV, memberikan kontribusi 88,8% dari total pendapatan MNCN. Pendapatan dari ketiga FTA tersebut mencapai Rp5,92 triliun sepanjang tahun lalu, naik 4% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp5,71 triliun.

EBITDA inti MNCN juga naik 2% menjadi Rp2,77 triliun tahun lalu dari sebelumnya Rp2,71 triliun. Kinerja tersebut disokong oleh revenue share dan audience share di nomor 1 dengan perhitungan power ratio 1,3x terbesar di industri ini dan menjadikan RCTI sebagai stasiun TV paling banyak diminati pengiklan.

MNCN telah berhasil menempatkan lima mesin penggerak utama yang mendorong perkembangannya, yakni 3 stasiun TV FTA, jaringan TV Nasional Sindo TV, serta bisnis pustaka konten yang menyimpan 200.000 jam konten pilihan, serta 19 saluran MNC Channel.

Selain itu, MNCN akan segera mengoperasikan studio, rumah produksi internal terbesar, dan menjadikan pertumbuhan perseroan selanjutnya segera dimulai.

Emiten milik Hary Tanoe berikutnya, PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY), mengawali kinerja 2014 secara perlahan akibat bencana alam yang telah melanda Indonesia.

Pada Juni 2014, Piala Dunia berimbas pada pendapatan perseroan dikarenakan sejumlah pelanggan memilih produk pesaing yang menawarkan siaran Piala Dunia.

Pembajakan diklaim mencapai 4 juta pelanggan, melonjak dari sebelumnya hanya 1 juta pelanggan rumah tangga. Perseroan mengakui telah memerangi pembajakan tersebut.

Prospek pasar televisi berlangganan dinilai masih besar mencapai 20 juta rumah tangga kelas menengah dengan penetrasi kurang dari 20% di Indonesia.

Pada tahun lalu, total pendapatan MSKY mencapai Rp3,27 triliun, naik 9% dibandingkan sebelumnya Rp3,02 triliun. EBITDA mencapai Rp1,25 miliar, naik 4% dari sebelumnya Rp1,21 miliar.

Hingga akhir tahun lalu, jumlah pelanggan aktif televisi berbayar Indovision mencapai 2,53 juta, naik 10% dari sebelumnya 2,3 juta. Jumlah penambahan pelanggan rerata mencapai 20.000 pelanggan per bulan.

Emiten selanjutnya, PT Global Mediacom Tbk. (MCOM), memulai merintis usaha baru pada 2014 dengan membangun jaringan serat kabel optik berkecepatan 50,77 Mbps yakni PlayMedia. Strategi penjualan utama melalui bundel PlayMedia dengan 600.000 pelanggan Indovision di Jabodetabek.

Tiga jenis usaha online media milik MCOM adalah WeChat, LeTang, dan MNC Shop. Saluran televisi belanja tersebut akan dikembangkan sebagai pasar e-commerce di masa depan.

Adapun, PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) membukukan pendapatan Rp1,03 triliun atau melonjak 45% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp717,6 miliar.

Kontribusi terbesar 40,5% dengan total pendapatan Rp420,4 miliar diperoleh dari pendapatan pembiayaan dan sewa operasi, pendapatan murabahah dan pendapatan sewa al ijarah bersih. Kemudian, pendapatan premi netto berkontribusi 34,5% mencapai Rp358,8 miliar.

Total EBITDA BCAP dibukukan Rp287,6 miliar tahun lalu, meningkat 69,2% dibandingkan Rp170,0 miliar pada 2013. Laba bersih BCAP sebesar Rp25,2 miliar atau meningkat sebesar 346,1% dibandingkan Rp5,6 miliar setahun sebelumnya.

Total asset-managed dari MNC Finance meningkat 22% dengan jumlah Rp2.09 triliun tahun lalu dibandingkan Rp1,71 triliun setahun sebelumnya.

MNC Life dan MNC Insurance berhasil meraih total premi bersih sebesar Rp358,8 miliar pada 2014 atau meningkat 40,0% dibandingkan Rp256,2 miliar pada 2013.

Investasi Strategis BHIT pada PT MNC Land Tbk. (KPIG) di sektor properti diklaim telah menunjukkan hasil yang sangat baik. Perseroan mengumumkan total pendapatan telah mencapai Rp1 triliun pada 2014.

Selama periode 2014, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp1 triliun atau naik 72% dibandingkan dengan pendapatan pada setahun sebelumnya Rp588 miliar.

Kinerja Perseroan yang menguat ini didukung oleh meningkatnya pendapatan dari sektor hotel, resor, dan golf menjadi Rp633 miliar atau naik 51% y-o-y. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap pendapatan.

Kontribusi sewa ruang perkantoran menyumbang pendapatan sebesar Rp128 miliar atau tumbuh sebesar 8% dibandingkan dengan periode 2013. Sektor ini juga diharapkan akan terus bertumbuh pada tahun ini dengan beroperasinya MNC Financial Centre dan dengan telah diselesaikannya MNC Tower Surabaya.

Selain itu pada lalu, perseroan mulai membukukan pendapatan dari sektor apartemen dan properti lainnya sebesar Rp187 milliar yang sebelumnya tidak ada pada 2013. Total kontribusi sektor ini terhadap pendapatan periode 2014 sebesar 18%.

Sektor terakhir yaitu sektor jasa keamanan dan jasa lainnya mengkontribusi 4% dari total pendapatan atau setara dengan Rp35 miliar naik 18% dari tahun sebelumnya. KPIG mencapai EBITDA 2014 sebesar Rp350 miliar, naik 83% secara tahunan dari Rp192 miliar.

EBITDA margin Perseroan naik 200 poin menjadi 35% dari 33% karena adanya kontribusi pendapatan dari sektor apartemen dan properti lainnya.

Perseroan mencatat kenaikan laba bersih sebesar 39% menjadi Rp387 miliar pada 2014 dari Rp278 miliar pada 2013. Ke Depan KPIG akan tetap fokus pada dua pengembangan dua mega proyek.

Pertama, Lifestyle and Entertainment Development, pembangunan akan dilakukan di Lido, Bogor. Kapasitas area yang dimiliki mencapai 2.000 Ha.

Perseroan memiliki rencana bisnis untuk menciptakan “tujuan” bertaraf international dengan tema “most integrated entertaiment” di Indonesia serta merupakan salah satu tempat “tujuan” dikawasan regional.

“Kami akan menyelesaikan master plan dengan mengembangkan Entertaiment City seluas 425 Ha. Tahap awal adalah membangun 72 ha untuk Theme Park,” paparnya.

Proyek kedua di bawah kelolaan KPIG, BNR memiliki lahan seluas 103 Ha dan merupakan salah satu pemilik lahan luas yang terintegrasi di Bali. BNR berjarak 45 menit dari Bali International Airport. BNR memiliki 278 unit kamar dengan rata-rata tingkat hunian sebesar 71% pada 2014.

BNR juga memiliki 18 holes Signature Golf dan termasuk salah satu yang terbaik di Asia Pacific dan menempati peringkat 52 di dunia berdasarkan Golf Digest.

“Kami juga telah merencanakan untuk meningkatkan daerah ini dengan menambah hotel bertaraf internasional, vila mewah, dan beberapa fasilitas penunjang seperti Convention Centre dan Wellness Medical Spa. Pembangunan BNR saat ini memasuki tahapan master-plan design,” jelasnya.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*