Suku Bunga The Fed Mau Naik, Bos BCA: Sudah Bukan Kejutan

Jakarta -Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed semakin dekat dengan rencana untuk menaikkan suku bunga acuan. Rencana ini sudah lama menjadi momok pergerakan nilai tukar rupiah dan mata uang negara lainnya.

Direktur Utama PT Bank BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelaku pasar keuangan tidak akan panik lagi ketika suku bunga The Fed benar-benar dinaikkan. Alasannya karena sudah diprediksi oleh banyak pihak.

‎”Saya kira kalau saya pribadi asumsinya bahwa kalau suku bunga naik, market sudah nggak akan panik. Market itu akan shock kalau semua terjadi secara tiba-tiba,” ungkapnya dalam paparan kinerja di Hotel Kempinsky, Jakarta, Rabu (28/7/2015)

Sehingga pelemahan nilai tukar yang terjadi nantinya‎ juga tidak akan begitu parah. Di samping itu, pada posisi sekarang pelaku pasar juga sudah merespons lebih awal.

“Jadi nanti bukan surprise (kejutan) lagi persoalannya. Sudah nggak ada seninya lagi pengumuman itu,” tegas Jahja.

Akan tetapi untuk regulasi diharapkan dapat mengikuti tren, seperti Bank Indonesia (BI)‎ juga bisa ikut menaikan suku bunga 25 bps. Hal ini sebagai tanda bahwa tidak melawan arus perekonomian yang terjadi.

“Kita hanya perlu tunjukan bahwa kita nggak melawan arus. Kita tenang. Kalau lawan arus, maka market akan jahat. Market pasti nanti yang men-challenge kita,” terangnya.

Spekulasi naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) membuat nilai tukar mata uang negara-negara lain termasuk Indonesia berguguran. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menembus level di kisaran Rp 13.400/US$.

(mkl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*