Suku Bunga Rendah AS Bisa Jadi Diperpanjang, Harga Emas Naik Kembali


shadow

Financeroll – Harga emas menguat kembali setelah diumumkan hasil pertemuan rutin Bank Sentral AS yang menunjukkan adanya kehendak sebagian anggota dewan gubernur bank sentral yang menginginkan suku bunga ultra rendah saat ini diperpanjang lagi.

Sebelum menaikkan suku bunga The Fed, untuk pertama kalinya sejak 2006 silam, kelompok ini beralasan bahwa menguatnya Dolar AS, kondisi Eropa khususnya Yunani dan Ukraina yang masih tidak menentu dan tingkat laju kenaikan upah dalam negeri yang masih lamban akan menjadi permasalahan. Oleh sebab itu mereka menginginkan agar ditinjau kembali upaya menaikkan suku bunga selekasnya.

Sejauh ini, isu kenaikan suku bunga AS memang membuat emas kehilangan daya tariknya dan mengalami penurunan harga yang tajam dan signifikan. Dalam dua tahun terakhir, harga emas merosot 29% setelah terindikasi perekonomian AS menunjukkan kenaikan yang berarti. Membaiknya ekonomi AS mendorong Bank Sentral untuk menaikkan suku bunga kembali. Diawal 2015 ini harga emas mendapat peluang untuk naik kembali, setidaknya hingga kini telah naik 2 persen, setelah laporan terkini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi global mengalami penurunan yang membuat kenaikan ekonomi AS terlihat tidak berarti banyak untuk membangkitkan ekonomi global.

Pekan lalu, Dolar AS mengalami penguatan hingga ke posisi terkuatnya sejak 2004 atas 10 mata uang besar lainnya, hal ini disisi lain menimbulkan ancaman bagi kelompok eksportir AS. Menguatnya Dolar mengkhawatirkan dan isyaratkan The Fed untuk hati-hati dan memikirkan kemungkinan untuk meredamnya. Sekecil apapun isu akan kemungkinan penundaan The Fed dalam menaikkan suku bunganya, memberikan kesempatan bagi harga emas untuk naik kembali.

Beberapa pejabat The Fed mengharapkan bisa menunda untuk menaikkan suku bunga, sembari menunggu berbagai kondisi ekonomi AS lebih pasti membaik sehingga inflasi bisa naik lebih tinggi. Suku bunga yang tinggi mengikis daya pikat emas karena umumnya emas memang memberikan imbal lewat kenaikan harga, sehingga jika terjadi potensi penurunan harga emas maka tentu mengurangi daya tariknya agar investor membelinya. Alhasil investor menunggu kesaksian Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yallen di depan Konggres untuk mengetahui sejauh mana kepastian langkah yang akan dilakukan oleh The Federal Reserve, khususnya berkenaan dengan masalah suku bunga.

Gubernur Bank Sentral AS Wilayah Philadephia Charles Plosser menyatakan pada Selasa (16/02) bahwa bank sentral sangat dekat untuk menaikkan suku bunga. Pernyataan ini sempat membuat harga emas turun ke harga termurahnya sejak Januari kemarin, di $1,197 per ons. Paska pengumuman hasil pertemuan The Fed, harga emas kembali naik. Dalam perdagangan berjangka, harga emas untuk pengiriman bulan April naik sebesar 1 persen ke harga $1,212.70 per ons di bursa Comex – New York.

Dikabarkan, manajer investasi John Paulson masih bertahan dan menjadi yang terbesar didunia untuk memegang ETP Emas, meski investor lain sudah banyak yang melepas. Paulson & Co., merupakan pemegang terbesar SPDR Gold Trust, sekitar 10.23 juta lembar saham dalam tiga bulan hingga akhir Desember, ungkap pemerintah AS.  (Lukman Hqeem | @hqeem | 2AC9FBE6)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*