Sukses Rilis Obligasi Valas, PGN Pangkas Pinjaman Jadi US$ 700 Juta

Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) tengah mempertimbangkan untuk memangkas pinjaman menjadi US$ 600-700 juta dari yang direncanakan sebelumnya sebesar US$ 1,5 miliar.

Langkah ini dilakukan menyusul pengurangan persyaratan pendanaan setelah sukses merilis obligasi valas pada Mei lalu.

Dilaporkan Global Capital, Senin (7/7), perusahaan plat merah tersebut sebelumnya tengah mencari pinjaman US$ 1,5 miliar dengan tenor lima tahun. Perseroan telah menunjuk Australia and New Zealand Bank, Bank of Tokyo Mitsubishi-UFJ, Citi, HSBC and Sumitomo Mitsui Banking Corp sebagai lead arranger.

Namun PGAS sudah mendapatkan dana dari obligasi valas sebesar US$ 1,35 miliar dengan tenor 10 tahun yang diterbitkan Mei lalu. Dana tersebut lebih tinggi dari target awal yaitu US$ 1,3 miliar.

“Obligasi tersebut dibuka pada 12 Mei dengan kupon 5,5 persen, kemudian meningkat ke 5,25 persen. Pemesanan melonjak ke US$ 9 miliar, tetapi sebesar US$ 2,6 miliar dibatalkan saat final guidance diumumkan,” tulis keterangan tersebut.

Sebagai informasi, PGAS terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetapi 57 persen sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Sehingga pinjaman perseroan ditentukan oleh keputusan perusahaan.

Lembaga pemeringkat Moody menentukan rating perusahaan di level Baa3 (mampu membayar utang jangka pendek), Fitch memberi BBB (perusahaan kelas menengah yang memuaskan) dan Standard & Poor memberi BB+ (kelas tertinggi spekulatif dinilai oleh pelaku pasar).

Sementara itu, perusahaan operator pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) juga mempertimbangkan penyusutan pinjaman banknya yang sebesar US$ 200 miliar karena adanya potensi keberhasilan obligasi.


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*