Soros Kritik Demokrasi, Apa Ganggu Bisnisnya?

INILAHCOM, New York – Miliarder global, George Soros melontarkan kritikan terhadap proses demokrasi yang mengguncang perekonomian secara global maupun khusus di kawasan tertentu.

Hal yang dimaksud Soros seperti referendum di Inggris yang memenangkan kubu Brexit dan pilpres AS. Menurut Soros, dunia telah gagal memilih para pemimpin mereka. Dalam proporsi tertentu telah mencapai kesimpulan elit telah mencuri demokrasi mereka.

Tahun 2016 menghasilkan sejarah yang cukup berarti bagi ekonomi dunia seperti kemenangan Brexit dan pemilihan Presiden AS.

Pengusaha asal Hongaria (86) ini, tidak dalam barisan pendukung Donald Trump dalam pilpres November 2016 lalu. Pada bulan lalu, Soros mengumpulkan pihak yang disebut Big-Money Liberals di Washington dalam konferensi tiga hari. Hasilnya antara lain menolak rencana 100 hari Trump dan ajang pemilihan umum secara demokratis pada tahun 2017 dan 2018.

“Demokrasi berada dalam situasi krisis. Bahkan di AS, sebagai negara demokratis di dunia telah memilih selebritas dan calon diktator sebagai presiden,” kata Soros.

Hasil pilpres AS berarti menghabiskan uang negara lebih banyak untuk urusan konflik internal. Kelompok minoritas menjadi paling berisiko. Soros menyayangkan kondisi tersebut, sebab AS selama ini gencar mempromosikan demokrasi di seluruh dunia.

“Demokrasi akan membuktikan ketangguhannya di AS. Tetapi Trump akan memiliki afinitas yang lebih besar sebagai diktator. Dia tidak mengizinkan gangguan apapun sebagai presiden baru. Dia lebih memilih membuat penawaran untuk membela prinsipnya,” jelas Soros, seperti mengutip marketwatch.com.

Soros mengulang kekhawatirannya seperti terhadap Uni Eropa yang terpukul ekonoinya dengan kemenangan Brexit di Inggris. Terakhir, hasil referendum di Italia yang hasilnya menolak reformasi konstitusi. Tak hanya itu, Soros mengkhawatirkan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang terus memperkuat pengaruhnya di Eropa.

Soros memperingatkan pemimpin Rusia tersebut berpotensi mengekploitasi informasi salah dan berita palsu untuk mempengaruhi pemilu di Eropa tahun depan. Dia juga meyakini telah melakukannya dalam pilpres AS. Dengan demikian Uni Eropa akan berada dalam kesulitan.

“Di Prancis ada dua pesaing kuat yang dekat dengan Putin dan sangat bersemangat untuk memenangkannya. Jika salah satu memang, maka dominasi Putin di Eropa akan menjadi fait accompli,” kata Soros.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*