Soal Proyeksi Rupiah, Pemerintah Lebih Pede Dibanding BI

Jakarta -Menteri Keuangan Chatib Basri lebih optimistis dalam memandang pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibanding Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Chatib memperkirakan, nilai tukar rupiah pada 2015 akan bertengger di level Rp 11.500-12.000 per dolar AS. Sementara Agus memperkirakan di kisaran Rp 11.900-12.100 per dolar AS.

“Saya agak lebih optimistis soal nilai tukar dibanding Pak Agus. Kami memperhitungkan kebijakan yang diambil The Fed menaikkan tingkat bunga tahun depan. Ada juga pengaruh kebijakan terkait insentif repatriasi laba juga,” papar Chatib saat rapat dengan Komisi XI DPR di komplek DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2014).

Chatib menjelaskan, kondisi perekonomian global saat ini tentu akan berpengaruh terhadap perekonomian domestik. Bila dibandingkan dengan 2014, ada harapan pertumbuhan ekonomi 2015 akan sedikit lebih baik di angka 5,5-6%.

“Kami berpandangan pertumbuhan ekspor akan lebih tinggi dibanding 2014, ini mengapa pertumbuhan ekonomi 2015 akan lebih baik dari 2014 karena sisi global akan lebih baik. Inflasi juga bisa terkendali di kisaran 3-5%,” terang dia.

Pertumbuhan ekonomi, kata Chatib, akan banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor. Ini karena ada perbaikan ekonomi dan investasi. “Di pemerintahan baru akan ada ruang yang lebih baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, Agus mengatakan prospek perekonomian tahun depan akan lebih baik. Pertumbuhan ekonomi 2015 akan berada di kisaran 5,4-5,8%, lebih tinggi dari tahun 2014 di level 5,1-5,5%.

“Ekonomi global 2015 akan berdampak pada harga komoditas dunia. Atas dasar itu perkirakan pertumbuhan ekonomi 2015 di angka 5,4-5,8%,” kata dia.

Terkait nilai tukar, Agus menyebutkan, tahun depan akan berada di level Rp 11.900-12.100 per dolar AS. “Secara keseluruhan prospek 2015 nilai tukar Rp 11.900-12.100 per dolar AS. Inflasi 2015 terkendali dipengaruhi dampak positif kebijakan BI dan pemerintah. Inflasi di angka 4% plus minus 1 persen,” tuturnya.

(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*