Soal Pernyataan The Fed, Menkeu Bambang: Itu Menyejukkan Pasar

Jakarta -Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed telah mengumumkan arahan kebijakan moneter. Janet Yellen, Gubernur The Fed, mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan ekonomi Negeri Paman Sam sebelum menaikkan suku bunga.

Pernyataan Yellen tersebut membuat pasar modal ‘bergairah’, terutama di negara-negara berkembang. Suku bunga di AS yang sepertinya belum naik dalam waktu dekat membuat pelaku pasar masih mau masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Komentar Yellen adalah bahwa AS masih ingin melihat perbaikan ekonomi di sana. Ada kemungkinan Fed Fund Rate mungkin tidak sampai 1.000 basis poin seperti yang diperkirakan. Mungkin 600-650 basis poin,” jelas Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Kemudian, lanjut Bambang, waktu kenaikannya pun kemungkinan agak mundur dari perkiraan awal yaitu Juni-Juli 2015. Hal ini memberi angin segar terhadap pergerakan pasar keuangan Indonesia.

Timing-nya tidak harus atau secepat yang diperkirakan pada Juli, dan itu bisa menyejukkan pasar. Terlihat pada pergerakan rupiah hari ini,” tutur Bambang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini bergerak cenderung menguat. Bahkan sempat berada di bawah level Rp 13.000/US$.

“Tentunya rupiah mengantisipasi pertemuan-pertemuan The Fed seterusnya dan recovery ekonomi di Indonesia,” sebut Bambang.Next

(hds/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*