Soal Pelemahan Rupiah, Anggota DPR: Kami Tak Merasakan Kehadiran BI

Jakarta -Anggota Komisi XI DPR dari Partai Golkar M Misbakhun mempertanyakan peran Bank Indonesia (BI) dalam menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu, dolar AS sempat ‘mengamuk’ hingga menembus Rp 13.200, terkuat sejak 1998.

“Saya tanya ke Pak Agus (Agus Martowardojo, Gubernur BI). Disampaikan bahwa BI selalu ada di pasar dalam menjaga rupiah, di pasar mana? Kami tidak merasakan kehadiran BI dalam menstabilkan rupiah,” tegasnya di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Selain itu, Misbakhun juga menyebutkan posisi inflasi saat ini dinilainya sangat membebani masyarakat. Harga-harga naik sehingga daya beli masyarakat menurun.

“Inflasi ini mencuri penghasilan rakyat. Kalau BI tidak bisa menjaga inflasi, ini BI bisa masuk KPK. Lebih jahat dari mencuri penghasilan negara,” katanya sembari diikuti gelak tawa para petinggi pemerintah dan anggota DPR lainnya.

Terkait hal itu, Misbakhun mendesak BI untuk bisa menekan inflasi. Meskipun 2 bulan terjadi deflasi, namun tidak mampu menutup tingginya deflasi.

“Jadi BI harus jaga inflasi seperti apa, mengapa diserahkan ke mekanisme pasar, BBM naik meskipun tidak banyak. Kita deflasi tapi tidak sebesar inflasi, bagaimana ini?” ujar dia.

Tak hanya Agus yang jadi sasaran pertanyaan Misbakhun. Ia pun bergilir bertanya kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad.

“Untuk Pak Muliaman, saya mau tanya. Naik turunnya mata uang kita, ada nggak nasabah yang nggak mampu bayar cicilan? Ada bank yang NPL naik gara-gara ini? Jadi harus tahu betul kondisi nasabah terkait ini,” kata Misbakhun.

(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*