Sisi Lain Saham Pendatang Baru, Ini Cerita Snap

INILAHCOM, New York – Saham pendatang baru yang jatuh setelah naik tajam saat IPO  tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Di bursa AS, pemegang saham Snap Inc berharap dapat segera menjual saham sosmed tersebut setelah jatuh 10% dari harga tertinggi saat IPO.

Sensasi saham Snap Inc cepat memudar secepat pesan-pesan singat dalam aplikasi Snapchat. Suka ria harga saham Snap Inc saat IPO telah berakhir dan segera bergegas menjualnya. Sebagian investor tetap setia sambil berharap harga sahamnya akan naik lagi.

Saham SNAP turun 2,8 persen setelah melonjak taham di awal IPO. Saat ini jatuh 10 persen dari tingkat harga paling tingginya. Banyak analis dan investor percaya mereka akan memiliki kesempatan untuk melepasnya.

Selain itu ada kepentingan jangak pendek dalam saham tersebut. Seperti karyawan harus memegang saham SNAP untuk beberapa bulan ke depan. Investor tertentu juga dapat bersiap-siap untuk melego saham sosmed ini.

Pada hari Jumat (10/3/2017) berakir US$22,07 di bawah harga pembukaan US$22 di Bursa Efek New York (NYSE). Walaupun masih jauh di atas harga IPO sebesar US$17 per saham. Jadi bukan harga IPO yang hancur.

“Saham SNAP hanya menguntungkan beberapa orang,” kata Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Inc, sebuah perusahaan investasi di Santa Monica, California seperti mengutip marketwatch.com.  

“Snap tidak memiliki jalan untuk profitabilitas sama sekali. Ketika kita melihat keluar setahun, Anda tahu berapa banyak saham yang akan tersedia? Ada empat pemain besar, dua pendiri dan Lightspeed dan Benchmark, dan mereka harus menjual saham mereka.”

Tercatat, co-pendiri Evan Spiegel, Bobby Murphy dan investor perusahaan paling awal telah menguangkan hampir US$1 miliar dari saham SNAP.

Sementara saham Snap ini bernasib baik untuk investor institusi yang membeli alokasi ditargetkan untuk IPO. Walaupun banyak dari para investor pertama cepat keluar. Perusahaan pengelola Snapchat telah menghadapi penerimaan yang biasa dari pada analis Wall Street.

Dalam pandangan negatif mereka, analis Wall Street telah menyebutkan faktor-faktor seperti valuasi saham Snap ini. Faktor tersebut antara lain penggunaannya saham non-voting, terkonsentrasi 88% dari hak suara di tangan pendiri,  meningkatnya persaingan dari Facebook Inc, Instagram dan WhatsApp. Belum lagi kerugian finansial yang besar masih mendera Snap Inc.

Investor harus waspada untuk mengawasi pilihan Snap berakhir dan untuk periode lock-up karyawan untuk akhir. Kondisi ini dapat menyebabkan gelombang jual lebih besar akan menimpa saham SNAP.

Dari informasi bulan lalu Snap telah diubah periode lock-up untuk karyawan dengan penghargaan saham standar, memungkinkan mereka untuk menjual saham mereka 150 hari setelah penawaran, bukan 180 hari.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*