Simak strategi emiten mengatasi anjloknya rupiah

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Sejak awal tahun, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah anjlok hingga 4,5%. Bank Indonesia masih menganggap normal pelemahan ini dan tidak melihat adanya situasi darurat. 

Emiten yang tertekan dengan pelemahan nilai tular rupiah juga telah melakukan antisipasi. Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia  Franciscus Welirang mengaku sudah mendapat peringatan dari BI terkait fluktuasi rupiah.

Franky memaparkan, BI sempat mengundang asosiasi bersama para emiten dan memberi gambaran terkait kondisi perekonomian dunia. “Sudah ada pre-warning terhadap kemungkinan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,” ungkapnya kepada KONTAN, Jumat (6/3). 

Pelemahan mata uang terhadap dollar AS, tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun berlaku global. Franky yakin emiten dengan eksposure dollar AS tinggi akan memperhatikan hal tersebut. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah justru menguntungkan emiten dengan pendapatan ekspor tinggi. 

Strategi emiten untuk menghadapi pelemahan rupiah salah satunya dengan lindung nilai alias hedging. Hal ini dilakukan oleh PT Indosat Tbk (ISAT). Andromeda Tristanto, Investor Relations ISAT mengaku, 50% dari eksposure dollar AS perseroan telah dilindung nilai.  Hal ini telah menjadi kebijakan perseroan sejak lama. 

Tahun ini ISAT berencana melunasi utang obligasi sebesar US$ 650 juta yang jatuh tempo tahun 2020.  Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Utama ISAT, Alexander Rusli mengaku berubah pikiran dan hanya akan melunasi sebagian utang tersebut lantaran rupiah yang lebih melemah. “Kami bisa menggunakan hak call option untuk melunasi utang obligasi tersebut mulai 29 Juli mendatang. Kalau ada kemungkinan perubahan akan kami lakukan,” ungkap Andromeda. 

Hal serupa dilakukan oleh PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Emiten pakan ternak ini cukup tertekan dengan pelemahan rupiah mengingat sebagian besar bahan baku pakan ternak diimpor dari luar negeri. 

Rudy Hartono, Sekretaris Perusahaan MAIN mengaku sudah melakukan upaya hedging. “Kami juga transfer cost ke customer,” ungkapnya. 

Disamping itu, MAIN berusaha melakukan efisiensi. Harga komoditas yang melemah pun menjadi dorongan positif di tengah pelemahan rupiah. 

MAIN siap menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah hingga nilai berapapun. Namun, perseroan berharap nilai rupiah stabil.  “Ini menjadi harapan pelaku industri terutama bagi yang lebih besar impor dibanding ekspor,” lanjut Rudy.

Editor: Uji Agung Santosa


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*