Silakan cermati berita di bursa saham hari ini

JAKARTA. Menemani aktivitas anda pagi ini, kami menyuguhkan sejumlah berita seputar emiten dan pasar saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi Selasa (13/10), sebagai berikut.

Emiten Baja Menahan Tekanan Rupiah

Kokohnya baja tak menyebabkan para emiten in kebal atas pelambatan ekonomi. Nilai tukar rupiah yang bergejolak belakangan ini turut menjebol kinerja emiten baja.
Hadi Sutjipto, Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), mengatakan, pihaknya belum dapat memprediksi total pendapatan sampai akhir tahun ini. “Situasinya belum menentu, masih ada gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,” ujarnya kepada KONTAN (7/10).

Maklum, pendapatan emiten ini dalam bentuk rupiah. Ditambah permintaan baja di tingkat global juga tengah lesu. Sementara, permintaan baja GDST untuk pasar ekspor cenderung tidak menentu alias sporadis. Menurut Hadi, laba bersih GDST tergerus lantaran sebagian bahan baku impor, sehingga terkena dampak kurs. Dampak kurs turut mengerek biaya pengiriman ekspor.

Tak cuma itu, pendapatan GDST pada semester pertama pun belum mencapai setengah total pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 1,22 triliun. Dalam enam bulan pertama tahun ini, GDST baru mencetak pendapatan Rp 488,14 miliar.
PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) mengais nasib sedikit lebih baik. Emiten baja yang kerap dijuluki Spindo ini mencetak kenaikan penjualan  6,63%, menjadi Rp 1,77 triliun pada semester pertama 2015.

Pada separuh pertama tahun ini, ISSP telah mencapai setengah pendapatan tahun lalu. “Target pendapatan kami revisi, karena kondisi kurs rupiah sempat melemah tapi sekarang naik kembali. Lagipula harga baja sudah turun banyak,” kata Tedja Sukmana Hudianto, Wakil Presiden Direktur Spindo kepada KONTAN.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal menambah produksi di Blok Bentu PSC, Riau. Blok Bentu sudah mendapat persetujuan plan of further development dari SKK Migas untuk pengembangan lapangan gas Seng dan Segat.

Direktur Utama ENRG Imam Agustino mengatakan, pengembangan itu bakal meningkatkan produksi Blok Bentu sebesar lebih dari 50 juta kaki kubik gas per hari (mmbtu), yang akan dimulai di tahun 2017 mendatang. Nantinya, tambahan produksi gas itu bakal dijual ke Pertamina Dumai dengan  harga antara US$ 7,5 hingga US$ 8 per mmbtu. “Dengan tambahan produksi itu, Blok Bentu diharapkan dapat berproduksi di atas 90 juta kaki kubik gas per hari di masa mendatang,” kata Imam dalam keterangan resmi, Senin (12/10).

Artinya, penambahan produksi blok ini hampir dua kali lipat. Sebagai informasi, pada semester I 2015 lalu, blok Bentu memproduksi rata-rata 48 juta kaki kubik gas per hari. Produksi gas ini juga  naik dibandingkan tahun 2014 lalu dengan rata-rata produksi 38 juta kaki kubik gas per hari.

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)

Di tengah tantangan pelemahan daya beli masyarakat dan fluktuasi nilai tukar rupiah, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) tetap berupaya tumbuh. Sampai akhir September lalu, penjualan ACES tumbuh 3%.

Pada kuartal III tahun lalu, penjualan perseroan tercatat Rp 3,31 triliun. Ini berarti ACES membukukan pendapatan sekitar Rp 3,4 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. “Penjualan secara year on year (yoy) tumbuh 3%,” sebut Helen Tanzil, Hubungan Investor ACES, kepada KONTAN, Senin, (12/10).

Dus, penjualan ACES memenuhi 64,15% target target emiten ritel ini. Sepanjang 2015, ACES membidik raihan penjualan sebesar Rp 5,3 triliun. Helen mengungkapkan bahwa ACES belum melakukan revisi target.

Pada semester pertama, ACES membukukan penjualan Rp 2,19 triliun. Angka tersebut tumbuh 2,33% dari Rp 2,14 triliun di semester pertama tahun sebelumnya. Sedangkan laba hanya naik 1,14% dari Rp 245,6 miliar ke posisi Rp 248,4 miliar.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas peringkat obligasi dan peringkat perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2013 Medco senilai Rp 3,5 triliun turun peringkat dari idAA- (double A minus) menjadi idA+ (single A plus).

Bukan cuma itu, Pefindo juga menurunkan peringkat obligasi berkelanjutan Medco berdenominasi dollar AS tahap I tahun 2011 dan tahap II tahun 2012  senilai US$ 100 juta. Peringkat surat utang tersebut menurun dari idAA- menjadi idA+.

Penurunan peringkat yang sama juga berlaku bagi peringkat perusahaan. Pemeringkatan berlaku untuk 8 Oktober 2015 – 1 Oktober 2016.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan semakin terbatas. Setelah sepekan kemarin menguat berturut-turut, indeks di awal pekan ini (12/10), kembali menguat 0,9% poin ke 4.630,71.

“Indeks rawan koreksi,” ujar Andri Zakarias Siregar, analis BNI Securities. Menurutnya, IHSG bakal bergerak di level support 4.595-4.560 dan resistance 4.646-4.693.

David Nathanael Sutyanto, analis First Asia Capital, sependapat. IHSG bakal mengalami penurunan karena aksi profit taking. Secara teknikal, IHSG menyentuh batas atas bollinger band yang mengindikasikan uptrend yang kuat. “Namun, berpotensi terjadi reversal karena stochastic sudah berada pada area overbought,” ujar David. Ia memperkirakan, indeks bakal bergerak pada 4.550-4.670.

Editor: Sandy Baskoro.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*