Setelah Terpukul Sentimen Tiongkok, Wall Street Akhirnya Bangkit

New York – Bursa saham Amerika Serikat (AS) hingga sesi siang Selasa (28/7) waktu setempat atau Rabu (29/7) dini hari WIB menguat kembali setelah lima hari berturut-turut melemah akibat sentimen negatif bursa saham Tiongkok.

Regulator pasar modal Tiongkok (China Securities Finance Corporation/CSFC) mengatakan pada Senin di Beijing bahwa pihaknya akan terus membeli kembali saham untuk menstabilkan pasar, setelah penurunan tajam bursa saham Tiongkok dalam delapan tahun terakhir.

Saham Baidu merosot 17,7 persen menjadi US$ 162,72 setelah laba kuartalan perusahaan internet terbesar di Tiongkok itu yang meleset dari perkiraan. United Parcel Service menguat 3,9 persen menjadi US$ 98,85 setelah laba kuartalan perusahaan naik.

Sementara bank sentral AS, Federal Reserve akan memulai pertemuan selama dua hari yakni Selasa-Rabu waktu setempat (Rabu-kamis dini hari WIB). Pertemuan diperkirakan belum akan menaikkan the Fed rate pada minggu ini. Namun perhatian pasar adalah komentar Chairman Fed Janet Yellen yang memberi sinyal bahwa kenaikan dilakukan pada September atau Desember.

“September sangat memungkinkan, tetapi kemungkinan besar kenaikan bunga adalah Desember. Saya pikir pasar akhirnya telah memperhitungkan bahwa kenaikan suku bunga lebih penting daripada soal waktu,” kata Kepala strategi ekuitas di US Bank Wealth Management, Terry Sandven di Minneapolis.

Kepercayaan konsumen AS melemah pada bulan Juli dan jatuh ke level terendah sejak September, karena sebagian mengaku kurang optimistis pada pasar tenaga kerja.

Hingga pukul 11:17 siang waktu AS (1517 GMT), indeks Dow Jones Industrial Average naik 85,78 (0,49 persen) di 17.526,37, indeks S&P 500 naik 11,9 poin (0,58 persen) pada 2.079,54 dan Nasdaq Composite naik 11,19 poin (0,22 persen) pada 5.050,97.

Beberapa emiten besar yang dijadwalkan melaporkan kinerjanya pada Selasa adalah Twitter, Gilead dan Yelp.

Saham Ford naik 2 persen menjadi US$ 14,85 setelah laba kuartal kedua produsen mobil itu lebih tinggi dari ekspektasi menyusul berlanjutnya kenaikan penjualan di Amerika Utara.

SuperValu melonjak 16 persen menjadi US$ 8,54 setelah perusahaan mengatakan akan menjajaki spin-off salah satu anak usahanya menjadi perusahaan publik.

Whisnu Bagus Prasetyo/WBP

Reuters


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*