Sepekan Terakhir, Rupiah Melemah 22 Poin


shadow

Financeroll – Pada pekan terakhir, nilai tukar Rupiah melemah dan menembus level psikologis 12.000 seiring banyaknya sentimen negatif di pasar.   Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar Rupiah melemah 22 poin (0,18%) ke angka 12,007 dalam sepekan yang berakhir pada Jumat (26/9) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 11.985.

Laju nilai tukar Rupiah masih bertahan di zona merah sepanjang pekan kemarin.  Kurs Rupiah di awal pekan kembali mampu melanjutkan pergerakan positif.  Adanya penilaian terhadap European Central Bank (ECB) yang tidak perlu untuk menambah stimulus terhadap ekonomi Zona Euro membuat pergerakan Euro kembali menguat sehingga dapat mengimbangi pelemahan Yen.

Begitupun dengan laju Pounds yang juga menguat seiring ekspektasi perbaikan ekonomi Inggris. Laju Dolar AS yang masih melemah seiring dengan rilis pertemuan The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga turut membuat laju Euro dan Pounds terapresiasi. Meski nilai Yuan menguat pascarilis kenaikan tipis indeks manufaktur China dan Yen yang kembali menguat sehingga mampu mengimbangi laju dolar AS, tidak banyak menolong laju rupiah untuk dapat bertahan di zona hijau.

Berbalik menguatnya Won dan Yen membuat pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut sehingga rupiah pun terlihat melemah.  Akan tetapi, masih berlanjutnya penguatan Yen membuat laju dolar AS terlihat melemah sehingga dimanfaatkan untuk beralih terhadap Yen dan beberapa mata uang emerging market, termasuk rupiah dan membuat laju rupiah kembali terapresiasi.

Di sisi lain, masih cenderung melemahnya harga minyak mentah dunia membuat persepsi akan beban defisit neraca perdagangan dapat diminimalisir dan laju nilai tukar rupiah pun masih melanjutkan penguatannya.  Bahkan penguatan kali ini,   dapat berjalan seiring dengan mulai berbalik naiknya laju dolar AS setelah dirilisnya penguatan data new home sales.  Pada saat yang sama, pelaku pasar juga tidak terlalu bereaksi berlebihan dalam menanggapi komentar Gubernur The Fed, Yellen, yang meminta pelaku pasar sabar dalam menunggu kepastian suku bunga AS.

Komentar tersebut dipersepsikan bahwa The Fed masih mencari waktu yang pas untuk menaikkan suku bunganya dan bukan berarti dalam waktu dekat.  Atas persepsi itulah, pelaku pasar kembali mentransaksikan mata uang emerging market.  Akan tetapi, di akhir pekan, laju nilai tukar rupiah berbalik melemah bahkan kembali menyentuh level 12.000-an per dolar AS seiring kembali maraknya sentimen negatif. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*