Sepekan Terakhir, Rupiah Melemah 10 Poin



Financeroll Dalam pekan terakhir, nilai tukar  rupiah sepekan melandai. Inilah sejumlah faktor yang membuat rupiah terkoreksi tipis.  Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah melemah 10 poin (0,08%) ke posisi Rp 11.431 per 21 Maret 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya Rp 11.421 pada 14 Maret 2014.

Laju nilai tukar rupiah melemah tipis sepanjang pekan kemarin.  Jika sebelumnya eforia Jokowi effect hanya berimbas pada penguatan laju IHSG, kini laju nilai tukar rupiah baru merasakan imbas tersebut dengan mengalami kenaikan di hari kedua pekan ini.  Adanya penilaian terhadap meningkatnya capital inflow sehubungan dengan sentimen Jokowi for President memberikan amunisi bagi penguatan rupiah.

Pelaku pasar menilai nantinya jika Jokowi terpilih, pembangunan di bidang infrastruktur, konstruksi, hingga kesehatan masyarakat akan lebih baik.  Meski belum tertuang dalam kebijakan secara detil, sentimen tersebut cukup membuat laju rupiah berbalik menguat.  Selain itu, penguatan rupiah turut didukung penguatan dolar Australia dengan sentimen akan kenaikan bertahap RBA rate dari level saat ini 2,25%.

Setelah mengalami kenaikan, laju rupiah kembali terkoreksi setelah merespons rilis kenaikan tipis NAHB housing market index, manufacturing & industrial production, hingga NY empire state manufacturing AS.  Selain itu, pasar memanfaatkan rilis data-data tersebut untuk masuk ke dolar AS. Terlebih,  juga terdapat sentimen jelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dalam dua hari ini yang membuat laju dolar AS dapat bergerak naik.

Meski sudah dipastikan setiap bulan akan ada pemotongan stimulus The Fed senilai USD 10 miliar namun, memang seperti itulah siklusnya dan selalu digunakan untuk terapresiasinya dolar AS.  Di sisi lain, pelaku pasar juga merespons negatif rendahnya proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia dan Fitch Ratings di level 5,3% di bawah proyeksi Pemerintah.

Kemudian  Yen yang kembali melemah seiring rilis masih defisitnya neraca perdagangan Jepang, memberikan kesempatan dolar AS terapresiasi dan makin menguat setelah Gubernur The Fed, Janet Yellen, memberikan sinyal pengurangan lebih cepat dan peluang untuk kenaikan suku bunga Fed rate.  Nilai Yuan yang terdepresiasi setelah Poeple’s Bank of China (PboC) menurunkan kurs referensi turut berimbas pada pelemahan laju nilai tukar mata uang emerging market, termasuk rupiah. Kurs rupiah masih di bawah target resisten Rp 11.360. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*