Sepekan Lalu, Rupiah Melemah 63 Poin


shadow

Financeroll – Sepanjang pekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,51%. Padahal, dolar AS juga melemah seiring belum pastinya kenaikan suku bunga The Fed.   Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah melemah 63 poin (0,51%) ke posisi 12.207 dalam sepekan yang berakhir 10 Oktober 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya  Rp 12.144 per 3 Oktober.

Laju rupiah masih melanjutkan pergerakan negatif.  Padahal, laju nilai tukar dolar AS cenderung melemah di pasar valas.  Pelemahan laju dolar AS dipicu masih adanya keraguan pada Gubernur The Fed, Janet Yellen, untuk menaikkan Fed rate.  Hal itu terjadi di tengah tuntutan dan keinginan dari beberapa Kepala The Fed di negara bagian untuk menaikkan Fed rate.

Pasar juga merasa kurang kondusif dengan kondisi politik seiring penilaian masih adanya perebutan kekuasaan di tingkat parlemen.  Selain itu, pelaku pasar juga merespons negatif penurunan cadangan devisa sebesar USD 60 juta menjadi USD 111,164 miliar.  Dolar AS bergerak menguat seiring kembali adanya tuntutan dan keinginan dari beberapa Kepala The Fed di Negara bagian untuk menaikkan Fed rate dan imbas melemahnya Euro. Pelemahan euro setelah dirilisnya penurunan industrial production Jerman.

Meski demikian, kenaikan tersebut dapat diimbangi dengan penguatan Yen setelah Bank of Japan (BoJ) menyampaikan dalam rilisnya tidak merubah besaran stimulus sebesar 7 triliun (USD 64,4 miliar) per bulan.  Di sisi lain, imbas penilaian IMF terhadap outlook pertumbuhan ekonomi membuat laju rupiah ikut terimbas pelemahannya.  Pelemahan pada Won, dolar Australia, dan mata uang Asia Pasifik lainnya turut menambah sentimen negatif.  Rilis the Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang belum menentukan kepastian waktu untuk menaikkan suku bunga Fed rate tampaknya direspons dengan pelemahan dolar AS.

Kondisi tersebut membuat sejumlah laju mata uang Asia Pasifik bergerak menguat.  Dimotori oleh Yen yang mengalami apresiasi dan diikuti oleh dolar Taiwan, Yuan, Rupee, dan lainnya.  Kondisi ini pula yang akhirnya berimbas positif pada pembalikan arah rupiah. Di sisi lain, penilaian mulai berkurangnya sentimen dari kondisi politik paling tidak dapat memberikan kesempatan bagi rupiah untuk bernafas.  Akan tetapi, di akhir pekan kembali melemah seiring imbas melemahnya laju Euro. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*