Sepekan Lalu, IHSG Melemah 62,03 Poin

shadow

idx324Financeroll – Sepanjang pekan terakhir, IHSG melemah di atas 1%. Salah satu pemicunya adalah faktor sentimen dari kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).   IHSG selama sepekan kemarin mengalami pelemahan 62,03 poin (-1,19%) atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang naik 49,93 poin (0,97%). Indeks utama bergerak di zona merah dengan penurunan terbesar pada indeks IDX30 yang melemah -2,32% diikuti indeks LQ45 (-1,99%), dan JII (-1,86%).

Selain itu,  indeks sektoral yang juga mayoritas mengalami pelemahan kecuali indeks pertambangan yang naik 26,97 poin (1,70%). Pelemahan terbesar pada indeks industri dasar (-2,35%) diikuti indeks aneka industri (-1,81%), dan indeks keuangan (-1,76%).  IHSG berbalik melemah sepanjang sepekan kemarin.  Laju IHSG memperpanjang pelemahannya seiring maraknya sentimen negatif.

Kondisi ini, tentu berbeda dengan laju bursa saham global yang bergerak positif.  Kurang kondusifnya sentimen yang ada membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual.  Sepanjang pekan, asing masih mencatatkan net sell Rp 661,99 miliar atau jauh di bawah pekan sebelumnya yang tercatat net buy Rp 2,03 triliun.  Jika dihitung sejak awal tahun, sampai dengan pekan kemarin posisi asing tercatat net buy Rp 55,69 triliun atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang tercatat Rp 56,36 triliun.

Seperti yang kami ulas sebelumnya di mana telah terealisasinya bahan sentimen yang ada membuat pelaku pasar cenderung mengamankan posisi sehingga berpeluang akan melanjutkan pelemahannya. Dan kondisi tersebut masih berlanjut di awal pekan kemarin meski laju bursa saham Asia berada di zona positif.  Sentimen positif dari hasil pertemuan para bank sentral di Jackson Hole ternyata hanya berpengaruh pada laju bursa saham Asia, tidak halnya dengan IHSG. Selain itu, laju rupiah yang berbalik melemah turut membuat IHSG tidak mampu keluar dari zona merah. Begitu pun dengan transaksi asing yang tercatat net sell.

Penguatan saham-saham pertambangan dan keuangan di awal pekan tidak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Masih marak dan derasnya aksi profit taking membuat IHSG pun masih melanjutkan pelemahannya. Berbalik melemahnya laju bursa saham Asia seiring aksi profit taking yang terjadi berimbas negatif pada laju IHSG.  Terlebih  ditambah dengan masih melemahnya laju nilai tukar rupiah, masih berlanjutnya aksi jual asing, dan penilaian berlebihan dari kelangkaan BBM semakin membuat IHSG terhimpit dalam zona merah. Pelaku pasar pun lebih memilih mengamankan posisi sehingga melemahkan IHSG.

Pelaku pasar sempat memanfaatkan pelemahan yang ada untuk kembali melakukan aksi beli. Tampaknya tersentuhnya indeks S&P500 ke level 2.000-an membuat IHSG berkeinginan untuk juga melaju positif.  Apalagi laju bursa saham Asia mayoritas menghijau meski indeks HSI cenderung tertekan. Kembali berbalik naiknya laju rupiah, transaksi asing yang mencatatkan net buy, dan menguatnya beberapa saham big caps di pertambangan turut memberikan amunisi tambahan bagi IHSG.

Di sisi lain, optimisme tersebut juga didukung oleh respon positif terhadap normalisasi penyaluran BBM dan mulusnya pertemuan antara Presiden SBY dan Jokowi untuk membahas APBN.  Akan tetapi, di akhir pekan adanya berita ditundanya kenaikan harga BBM dianggap memberikan ketidakpastian baru. Belum lagi dengan revisi penurunan target pertumbuhan perbankan yang diajukan ke OJK hingga perkiraan negatif akan rilis data-data BPS di pekan depan. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*