Sentimen Zona Euro Membaik, Rupiah Terangkat

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah mampu mendarat di zona positif seiring membaiknya sentimen di zona euro. Ekspektasi intervensi rupiah oleh BI juga turut membantu.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, nilai tukar rupiah menguat 12 poin (0,09%) ke posisi 13.304 pada pekan yang berakhir Jumat (10/7/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13,316 pada Jumat (3/7/2015).

“Bergerak variatif dengan peningkatan volatilitas, laju rupiah mampu kembali ke zona hijau,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (12/7/2015).

Laju rupiah, tidak jauh berbeda dengan pasar saham di awal-awal pekan yang turut mengalami pelemahan.

“Apalagi ketika sentimen yang terjadi di Zona Euro semakin mengkhawatirkan terutama setelah hasil perhitungan cepat mengindikasikan referendum Yunani menghasilkan kata “No” untuk program penghematan dan pemangkasan anggaran sebagai syarat mendapatkan dana talangan,” ujarnya. Akibatnya, kata dia, laju euro melemah dan berimbas pada turunnya rupiah.

Adanya revisi kebijakan makroprudensial dengan kembali melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) tidak cukup kuat menahan pelemahan rupiah. “Tidak berapa lama, meski diliputi ketidakpastian akan laju euro, laju rupiah mampu berbalik naik,” kata dia.

Bahkan, adanya rilis penurunan cadangan devisa Juni 2015 tidak langsung membuat laju rupiah melemah. “Adanya spekulasi intervensi dari BI untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah akibat imbas anjloknya euro karena masalah referendum Yunani dan kelangsungan masalah utang Yunani cukup memberikan sentimen positif untuk mengangkat laju rupiah,” papar Reza.

Setelah menguat, minimnya sentimen positif tidak hanya pada pasar saham, pada pasar valas pun kondisinya tidak jauh berbeda yang terlihat dari laju rupiah yang kembali melemah. “Meski mulai ada keyakinan Yunani akan kembali bernegosiasi dengan para kreditur dan berimbas pada penguatan tipis laju euro, anjloknya Yuan berimbas pada pelemahan sejumlah mata uang di Asia,” tuturnya.

Ditambah lagi dengan dirilisnya penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9% oleh Bank Dunia hingga akhir tahun ini menambah sentimen negatif pada laju rupiah. “Pascapelemahan, membaiknya sentimen di zona Euro memberikan sisi positif pada laju rupiah,” ucapnya.

Sentimen tersebut diperkuat dengan penguatan tajam pada Yen di hari sebelumnya sehingga turut memberikan sentimen positif. “Positif bagi rupiah karena laju dolar AS terimbangi dengan kedua sentimen tersebut sehingga laju rupiah tidak terlalu anjlok pergerakannya,” ungkap dia.

Di sisi lain, tidak hanya Bank Dunia, kini International Monetary Fund (IMF) pun turut melakukan pemangkasan proyeksi pertumbuhan pada negara-negara ASEAN namun, tidak banyak berimbas pada laju rupiah.

Laju rupiah selama sepekan mampu mendekati target resisten 13.370. Arah berikutnya, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.450-13.362. “Kisaran tersebut mengacu pada kurs tengah BI,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*