Sentimen Positif  Merebak, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll – Pada perdagangan akhir pekan,  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (6/2)  sore bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp 12.617 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.634 per dolar AS, menyusul meningkatnya cadangan devisa Januari 2015.   Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru setelah melesat 62 poin. Saham-saham yang masuk Indeks LQ45 diborong investor asing.

Di sisi lain,  melemahnya minyak dunia, laju inflasi domestik yang stabil serta perbaikan defisit neraca perdagangan Indonesia yang terus berlanjut menambah dukungan bagi nilai tukar rupiah.  Serangkaian kabar bagus tetang perekonomian sedang menyelimuti Indonesia, kondisi itu yang membuat rupiah cenderung menguat. Inflasi ke depan diperkirakan stabil, defisit neraca perdagangan juga diperkirakan terus membaik seiring dengan harga minyak dunia yang melemah.

Dalam jangka panjang, kondisi dalam negeri yang positif maka potensi rupiah untuk melanjutkan kenaikan terhadap dolar AS cukup terbuka.  Dari eksternal,  bank sentral AS (the Fed) juga diperkirakan belum akan menaikan suku bunganya menyusul salah satu indikator untuk menaikan suku bunga yakni inflasi Amerika Serikat masih belum sesuai dari target.

Kebijakan the Fed juga bertolak belakang dengan negara maju lainnya yang cenderung melonggarkan stimulusnya, sehingga kondisi itu menyempitkan ruang bagi the Fed untuk menerapkan keijakan moneter ketat.  Data Amerika Serikat terkait klaim awal untuk tunjangan pengangguran juga dilaporkan meningkat, Departemen Tenaga Kerja AS kenaikan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 31 Januari 2015 menjadi 278.000 dari 267.000 pada pekan sebelumnya.

Dari bursa saham, pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG menanjak 30,407 poin (0,58%) ke level 5.310,302 setelah kemarin terkena aksi ambil untung. Saham-saham agrikultur naik tinggi.  Indeks belum bisa menembus rekor intraday tertingginya di 5.348 pada Rabu 4 Februari kemarin. Posisi tertinggi yang bisa diraih Indeks ada di level 5.342.  Pada akhir perdagangan akhir pekan, Jumat (6/2), IHSG melesat 62,62 poin (1,19%) ke level 5.342,515. Sementara Indeks LQ45 melaju 12,947 poin (1,42%) ke level 923,886.

Rekor terakhir IHSG berada di level 5.323,885 setelah naik 70,702 poin (1,35%) pada Jumat 23 Januari 2015. Investor asing memilih saham-saham bank dan perkebunan untuk diburu. Seluruh indeks sektoral berhasil kompak menguat.

Tercatat transaksi investor asing hingga sore hari ini terpantau melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 1,18 triliun di seluruh pasar. Tapi di pasar reguler pembeliannya hanya Rp 296,175 miliar. Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 221.466 kali dengan volume 6,66 miliar lembar saham senilai Rp 7,55 triliun. Sebanyak 200 saham naik, 91 turun, dan 80 saham stagnan.

Sedangkan beberapa bursa di Asia menutup perdagangan dengan variatif akhir pekan ini. Harga minyak dunia yang naik tipis memberi sentimen positif. Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini: Indeks Nikkei 225 menguat 143,88 poin (0,82%) ke level 17.648,50, Indeks Hang Seng melemah 86,10 poin (0,35%) ke level 24.679,39, Indeks Komposit Shanghai anjlok 60,62 poin (1,93%) ke level 3.075,91, dan  Indeks Straits Times naik 27,67 poin (0,81%) ke level 3.434,25. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*