Sentimen Positif Lebih Kuat, Pasar Domestik Bergerak Positif

Sentimen Positif Lebih Kuat, Pasar Domestik Bergerak Positif

Financeroll –  Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/2) pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 119 poin ke posisi Rp 11.856 dibanding sebelumnya Rp 11.975 per dolar AS.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu ditutup di level 4.500 setelah satu pekan ini hanya singgah sesaat. Aksi beli tidak terlalu ramai karena IHSG masih konsolidasi dulu.  Tercatat aksi beli selektif terjadi di seluruh lapisan saham, mendorong indeks ke posisi tertingginya di 4.512,749 Saham unggulan yang jadi incaran pagi ini langsung kompak menguat.

Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengecil mendorong mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia menguat.  Angka defisit transaksi berjalan diperkirakan dapat berkurang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2014 menyusul data perekonomian domestik semakin membaik, sehingga nilai tukar rupiah stabil.

Dari eksternal, data AS yang di luar estimasi mendorong sentimen minat terhadap aset berisiko (risk appetite) dapat meningkat seperti nilai tukar mata uang.   Data-data AS yang kurang positif itu menimbulkan asumsi bahwa Bank Sentral AS masih akan memberikan pelonggaran stimulusnya. Ia menambahkan, kondisi politik di dalam negeri juga cenderung kondusif sehingga investor asing akan merasa nyaman.

Pada sisi lain,  fundamental ekonomi domestik yang kondusif juga terlihat dari cadangan devisa Indonesia yang sebesar USD  100,651 miliar pada Januari 2014.  Posisi cadangan devisa di atas USD  100 miliar itu membuat psikologis pasar keuangan domestik, itu yang membuat transaksi rupiah menguat.  Seiring penguatan di transaksi antarbank, pada kurs tengah BI pada hari Jumat ini (14/2), mata uang lokal ini juga menguat menjadi Rp 11.886 dibanding sebelumnya (13/2) di posisi Rp 12.073 per dolar AS.

Dari bursa saham, investor tidak terlalu semangat berburu saham. Hanya beberapa saham unggulan saja yang bisa menguat, sisanya terkena aksi ambil untung sehingga membuat penguatan indeks tersendat.  Pada akhir perdagangan akhir pekan, Jumat (14/2), IHSG bertambah 16,384 poin (0,36%) ke level 4.508,044. Sementara Indeks LQ45 naik 2,915 poin (0,39%) ke level 757,592.

Tiga sektor masih terjebak negatif, sektor tambang, industri dasar dan manufaktur. Saham-saham konstruksi memimpin penguatan bersama enam sektor lainnya.  Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 159.802 kali pada volume 3,891 miliar lembar saham senilai Rp 5,144 triliun. Sebanyak 175 saham naik, sisanya 107 saham turun, dan 79 saham stagnan.

Beberapa bursa di Asia bergerak variatif hingga sore hari ini. Data ekonomi AS yang kurang bagus membuat sebagian pelaku pasar regional menahan diri untuk bertransaksi.  Situasi dan kondisi di bursa-bursa regional sorea hari ini: Indeks Komposit Shanghai naik 17,45 poin (0.83%) ke level 2.115,85, Indeks Hang Seng menguat 132,88 poin (0,60%) ke level 22.298,41, Indeks Nikkei 225 anjlok 221,71 poin (-1,53%) ke level 14.313,03, dan Indeks Straits Times menipis 0,26 poin (-0.01%) ke level 3.039,64.

Sejumlah saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran� top gainers di antaranya Goodyear (GDYR) naik Rp 1.500 ke Rp 19.500, Lionmesh (LMSH) naik Rp 550 ke Rp 7.050, Matahari (LPPF) naik Rp 450 ke Rp 13.350, dan Mayora (MYOR) naik Rp 300 ke Rp 28.700.

Sedangkan  saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori� top losers� antara lain Citra Tubindo (CTBN) turun Rp 1.100 ke Rp 4.650, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 700 ke Rp 43.650, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 69.250, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 325 ke Rp 18.300. [geng]

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*