Sentimen pemoles emas masih minim

JAKARTA. Harga emas naik tipis (rebound) setelah menyentuh level rendah dalam tiga pekan. Kenaikan harga emas mengekor harga minyak. Selain itu, langkah Bank Sentral Rusia menambah cadangan devisa emas memberikan sentimen positif.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/12) pukul 17.30 WIB, harga emas pengiriman Februari 2014 di Commodity Exchange senilai US$ 1.180,8 per ons troi. Harga naik 0,17% dibandingkan hari sebelumnya, yang sempat menyentuh level US$ 1.170,7 per ons troi atau terendah selama tiga pekan. Penguatan harga emas mengekor harga minyak. Minyak berjangka AS pengiriman Februari naik 0,7% pada Selasa (23/12).

Harga minyak rebound jatuh 3,3% pada Senin (22/12). Trader emas memantau harga minyak karena berdampak pada biaya konsumsi dan inflasi. Sedangkan emas diburu saat inflasi tinggi sebagai aset aman. “Emas cenderung dipengaruhi oleh harga komoditas lain, terutama minyak,” kata James Steel, analis HSBC Securities (USA) Inc kepada Bloomberg.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, harga emas rebound ditopang pembelian emas oleh Bank Sentral Rusia untuk menambah cadangan devisa. Rusia menambah cadangan devisa emas dari 1.168,7 metrik ton menjadi 1.187,5 metrik ton. Alokasi cadangan devisa Rusia dalam bentuk emas dipertahankan sebesar 10%.

“Meskipun sedang rebound, penguatan harga emas relatif terbatas. Investor cenderung wait and see hingga aktivitas trading kembali normal pada 5 Januari,” jelas Christian.

Penguatan teknikal Deddy Yusuf Siregar, Market Strategist and Analyst PT Fortis Asia Futures, menilai, harga emas tahun depan masih akan terpuruk. Sebab, permintaan dari India dan Tiongkok masih lesu.

Di sisi lain, banyak negara yang tidak lagi mengandalkan emas sebagai cadangan devisa. Selain itu, rencana Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menaikkan suku bunga akan mendorong penguatan dollar AS. Sedangkan pamor emas meredup. “Sentimen negatif lebih dominan. Kalaupun ada rebound, sifatnya teknikal,” ungkap Deddy.

Secara teknikal, Christian bilang, harga emas cenderung melemah. Harga berada di bawah moving average (MA) 5 dan MA 100. MACD berada di area negatif, yakni minus 25,30. Stochastic netral di level 58,7%. Sementara RSI di level 40,7%.

Christian memprediksikan, harga emas akhir tahun ini di kisaran US$ 1.150 sampai US$ 1.165 per ons troi. Pada akhir kuartal I-2015 harga emas di posisi US$ 1.130- US$ 1.190 per ons troi. Harga emas berpotensi naik jika terjadi ketidakpastian ekonomi zona Eropa. Sementara Deddy menduga harga emas akhir tahun di rentang US$ 1.180 smapai US$ 1.200 per ons troi.

Kuartal I-2015, harga emas di antara US$ 1.042,36-US$ 1.300 per ons troi.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*