Sentimen PDB China, Rupiah Melandai

Sentimen PDB China, Rupiah Melandai

INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (20/1/2014) diprediksi melemah. Rilis data PDB China jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, awal pekan ini, rupiah berpeluang melemah. Sebab, pasar akan fokus pada data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang akan dirilis awal pekan ini.

Angkanya, kata dia, sudah diprediksi tiga begitu positif dari 7,8% menjadi 7,6% untuk kuartal IV-2013. “Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 12.070 hingga 12.120 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Begitu juga dengan data produksi industri China yang juga sudah diprediksi melambat dari 10% menjadi 9,8%. Nasib serupa penjualan ritel China yang melandai dari 13,7% menjadi 13,6%. “Karena itu, jika prediksi tersebut sesuai dengan kenyataan, secara umum sentimen dari China negatif untuk rupiah,” ujarnya.

Kondisi itu, kata dia, tentunya akan menggerogoti harapan akan memebaiknya kinerja ekspor Indonesia. “Mengingat, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia,” timpal dia.

Selain itu, pasar juga tetap masih mengantisipasi tapering dari The Fed. Pada Jumat (17/1/2014), AS sudah merilis data building permit, sentimen konsumen, dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. “Job Opening Indicator ditengarai jadi indikator favorit Gubernur The Fed yang baru Janet Yellen,” ucapnya.

Builinding Permit AS sudah diprediksi stabil di level 1,01 juta unit. Sentimen konsumen naik dari 82,5 menjadi 83,4. “Job Opening-nya sudah diprediksi naik dari 3,93 juta menjadi 3,97 juta,” tuturnya.

Sementara itu, Firman lebih jauh menjelaskan, capital inflow yang terjadi di pasar saham lebih dipicu oleh berlakunya UU Minerbar yang disertai pengecualian. “Diharapkan, larangan tersebut dapat mendorong naiknya harga komoditas yang tercermin pada kenaikan harga nikel dan komoditas lainnya,” ungkap dia.

Lalu, dari sisi BI rate yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di kawasan seharusnya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing kembali masuk ke Indonesia.

“Tapi, ini mungkin masih bersifat jangka pendek mengingat pasar masih punya risiko politik jelang Pemilu April dan Juli 2014. Setidaknya, pada pasar obligasi, asing mulai tampak kembali ke Tanah Air yang terindikasi dari suksesnya lelang obligasi Indonesia,” imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (17/1/2014) ditutup menguat 30 poin (0,24%) ke posisi 12.085/12.095. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*