Sentimen Global dan Domestik Gerus IHSG Sepekan

INILAHCOM, Jakarta–Meski terjadi bottom fishing jelang libur panjang, IHSG mencatatkan kinerja negatif sepekan terakhir. Negatifnya sentimen dari eksternal dan domestik jadi pemicunya.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 15,98 poin (0,33%) ke posisi 4.822,60 pada pekan yang berakhir Rabu (4/5/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.838,58 pada pekan yang berakhir Jumat (29/4/2016).

“Tiga hari efektif bursa, IHSG terperosok ke zona merah di pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (8/5/2016).

Belum adanya sentimen positif, menurut Reza, membuat laju IHSG masih dalam zona pelemahannya. “Apalagi laju bursa saham Asia seharian cenderung berada di zona merah setelah meresponslaju indeks harga di bursa saham AS di pekan sebelumnya yang berakhir melemah setelah saham-saham ritel terimbas negatif oleh data pengeluaran konsumen yang lemah sehingga menyeret saham-saham AS lebih rendah,” papar dia.

Tidak hanya itu, melemahnya data manufaktur Asia juga turut menambah sentimen negatif. “Adanya rilis deflasi tidak banyak memberikan sentimen yang cukup positif pada laju IHSG,” ujarnya.

Sempat bergerak rebound secara intraday namun, keadaan tersebut tidak diimbangi dengan keputusan aksi para investor yang terus melakukan aksi jualnya terhadap saham-saham yang menguat seperti sektor perbankan.

Pada saat yang sama, pelaku pasar terlihat masih wait and see sambil fokus terhadap rilisnya Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2016 Indonesia dengan ekspektasi konsensus yakni sebesar 5,05%. “Angka konsensus ini tidak jauh berbeda dengan perkiraan kami di kisaran level 5,01%-5,07%,” tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, tertahannya laju IHSG seiring dengan kembali melemahnya laju bursa saham Asia. Padahal, laju bursa saham AS mampu kembali mengalami pembalikan arah naik dengan rilis data-data U.S factory activities yang pertumbuhannya lebih lambat.Aktivitas manufaktur AS tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat pada April.

Satu hari jelang libur panjang, laju IHSG cenderung bergerak variatif. Di awal perdagangan, laju IHSG memang mengikuti skenario cenderung mengalami pelemahan seiring melemahnya laju bursa saham global.

Laju bursa saham AS kembali mendarat di teritori negatif setelah meresponskembali melemahnya laju harga minyak mentah dunia pascarilisnya data meningkatnya cadangan minyak yang diikuti naiknya laju dolar AS.

Selain itu, juga terkena imbas dari pergerakan saham-saham pertambangan yangmemimpin pelemahan secara sektoral akibat imbas penurunan yang terjadi pada harga logam setelah meresponsperlambatan perekonomian global dan melambatnya indeks manufaktur di China.

Kondisi IHSG makin parah dengan adanya rilis penurunan angka Produk Domestik Bruto (PDB). “Tidak lama kemudian, pelaku pasar mencoba memanfaatkan pelemahan tersebut untuk bottom fishing sehingga jelang akhir sesi perdagangan di pekan kemarin laju IHSG mampu berakhir di zona hijau,” imbuhnya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*