Semakin murah, harga minyak di level US$ 31,41

NEW YORK. Aksi jual brutal di pasar minyak di awal tahun baru berlanjut pada transaksi Senin (11/1). Tadi malam, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan penurunan lebih dari 6% ke level terendah dalam 12 tahun terakhir.

Berdasarkan data Reuters, harga minyak WTI ditutup di posisi US$ 31,41 sebarel atau turun US$ 1,75 atau 5,28%. Ini merupakan level terendah sejak Desember 2003.

Sedangkan harga kontrak minyak Brent turun US$ 1,99 menjadi US$ 31,56 per barel, setelah sebelumnya melorot ke posisi terendah sejak April 2004.

Pelaku pasar cemas, anjloknya pasar saham China akan mengancam harga minyak ke level US$ 20-an.

Sekadar informasi, kemarin, saham-saham blue chip China melorot lebih dari 5%. Sementara itu, suku bunga semalam untuk yuan di luar China melonjak hampir mendekati 40%. Ini merupakan yang tertinggi sejak diluncurkannya transaksi yuan di pasar offshore.

Sebelumnya, Morgan Stanley mengingatkan, berlanjutnya devaluasi mata uang China akan menyebabkan harga minyak semakin rendah. Ramalan Morgan Stanley, penurunan harga minyak bisa mencapai 15%.

Meski kondisi di China membuat cemas trader minyak, namun, perusahaan minyak di AS menegaskan, mereka akan tetap fokus untuk tetap memproduksi minyak.

“China menghapus rasa optimisme pelaku pasar. Kaki ketiga krisis finansial yang melibatkan emerging market bahwa IMF, Bank Dunia dan sejumlah analis kiamat lain telah mengingatkan apa yang akan terjadi,” jelas David Hufton, broker minyak PVM Oil Associates.

Catatan saja, harga minyak dunia sudah merosot lebih dari 70% sejak aksi jual besar-besaran dimulai pada pertengahan 2014.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*