Sebagian orang masih menahan dollar AS

Sebagian orang masih menahan dollar AS

JAKARTA. Nilai rupiah mulai berotot. Kemarin, di hadapan dollar AS, rupiah bangkit ke posisi Rp 11.000-an, setelah lama bertengger di Rp 12.000-an. Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI) senilai Rp 11.886 per dollar AS.

Meski demikian, transaksi jual beli dollar AS – rupiah di sejumlah tempat penukaran uang atau money changer hanya sedikit meningkat. Misalnya, aktivitas money changer di pusat belanja elite, Pacific Place, Jakarta Selatan.

Wahyu, petugas salah satu money changer di Pacific Place menyatakan, sebagian besar transaksi adalah transaksi beli ketimbang transaksi jual dollar AS. Transaksi beli dollar naik 10% dibandingkan transaksi pada hari lain.

Menurut dia, permintaan dollar tak naik signifikan, karena ketersedian mata uang itu minim di pasaran. Dus, money changer tak dapat memenuhi permintaan yang umumnya perorangan ini. Sedangkan transaksi penjualan dollar di lokasi itu seret. Hal ini mungkin para pemegang dollar enggan melepas ke pasar karena harganya turun.

Wahyu bilang, para pemegang dolar terutama spekulan, kemungkinan masih menahan dollar dan berharap valuta ini menguat lagi terhadap rupiah. Hingga pukul 18.00 WIB kemarin, salah satu money changer di Pacific Place itu telah mengantongi transaksi penukaran dolar US$ 10.000. Sebesar 80% total transaksi merupakan pembelian dollar.

Sedangkan Harli Marpaung, petugas money changer di Gedung Bursa Efek Indonesia, menyatakan penguatan rupiah terhadap dollar AS justru menyebabkan transaksi lesu.

Jika di hari sebelumnya, saat rupiah di level Rp 12.000-an per dolar AS, Harli mengaku dapat meraup transaksi hingga US$ 10.000-US$ 20.000 per hari. Namun, kemarin, dia hanya mampu mengumpulkan transaksi US$ 3.000. Sekitar 75% berupa transaksi beli dollar dan sisanya jual dollar.

Harli menduga, transaksi dollar – rupiah sepi lantaran sebagian besar masyarakat masih kaget dengan penguatan rupiah. “Orang menahan dollar. Tapi ketika harganya Rp 12.000-an banyak orang yang jual dollar,” jelas Harli.

BI menilai, penguatan rupiah adalah cerminan fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik. “Wajar rupiah menguat, fundamental ekonomi kita baik,” ujar Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo. Salah satu pendongkrak rupiah adalah penurunan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang lebih cepat daripada perkiraan.

Editor: Sandy Baskoro


Sumber: http://rss.kontan.co.id/v2/keuangan

Speak Your Mind

*

*