Sebab PT Garuda Indonesia Bukukan Rugi Bersih US$373 Juta


shadow

Financeroll – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. membukukan rugi bersih US$373 juta setara dengan Rp4,8 triliun pada 2014, dari setahun sebelumnya yang masih meraup laba US$10,78 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan pada 2014 terdapat sejumlah pencapaian positif yang diperoleh perseroan, termasuk saat Garuda mendapatkan kenaikan peringkat sebagai maskapai penerbangan bintang lima.

Menurutnya, hal itu tidak lepas dari kerja keras manajemen Garuda sebelumnya yang dipimpin oleh Emirsyah Satar selaku direktur utama. Dia mengapresiasi kinerja Emirsyah yang telah 10 tahun di Garuda dengan target quantum leap dengan ujung pada 2015.

Disamping itu, emiten berkode saham GIAA juga membukukan kinerja keuangan yang tidak menggembirakan. Dia mengklaim banyak hal yang melatarbelakangi kinerja perseroan pada tahun lalu tersebut.

“Pertama, faktor eksternal memang kuat sekali,” ungkapnya saat konferensi pers.

Faktor kedua, lanjutnya, Garuda Indonesia memasuki tahap investasi untuk menjadi pemain global. Pada tahun lalu, Garuda mendatangkan 34 unit pesawat baru sepanjang tahun.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan faktor utama yang berkontribusi pada rugi perseroan tahun lalu adalah dari biaya rental pesawat. Banyaknya pesawat baru yang datang membuat kapasitas kursi meningkat, tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan penjualan.

“Dalam arti pesawat-pesawat baru masuk, tetapi penjualannya belum siap, jadi ada gap disitulah lost itu,” katanya pada saat yang sama.

Menurutnya, rental cost berkontribusi rata-rata sekitar 28% terhadap total biaya yang dikeluarkan perseroan. Sedangkan, kenaikan harga avtur sebesar 2% year-on-year pada tahun lalu hanya berkontribusi 12% terhadap total biaya.

Pada tahun ini, pria yang akrab disapa Ari Askhara tersebut mengaku optimistis dapat meraup laba setelah rugi pada tahun lalu. Lihat saja, pada Februari sudah mulai membukukan laba bersih US$1,2 juta.

Total cost Garuda, hingga Februari tercatat turun 12%. Dari total penurunan itu, sejumlah cost yang meningkat yakni layanan penumpang naik 15%, promo dan penjualan juga naik, general administrasi naik 14%, depresiasi naik 6%, dan perawatan naik 3%. Sedangkan biaya yang turun yakni rental cost 28%, biaya avtur turun 31%, dan biaya lain-lain.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*