Sampai Kapan Dolar Bertahan Rp 13.000?

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan dari mata uang asing, salah satunya adalah dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS diprediksi masih akan bergerak di kisaran Rp 13.000 dalam satu pekan ke depan.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, mengatakan banyak faktor yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah dalam satu pekan ke depan, mulai dalam negeri hingga luar negeri.

“Kalau seminggu ini masih di kisaran Rp 12.900-13.150,” katanya kepada detikFinance, Senin (9/3/2015).

Ia mengatakan, faktor yang paling utama adalah situasi ekonomi Amerika Serikat (AS). Pekan lalu, data ekonomi AS menunjukkan adanya perbaikan ekonomi yang lebih cepat dari prediksi.

Jika ekonomi AS kembali membaik, maka besar kemungkinan kurs dolar AS bakal kembali melonjak. Pemerintah Indonesia sebaiknya harus mulai mengantisipasi adanya arus dana keluar (capital outflow).

David menambahkan, pelaku pasar berharap, ada sentimen yang bisa menguatkan nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah peringkat (rating) Indonesia.

Saat ini Lembaga pemeringkat Standard & Poor (S&P) menetapkan peringkat utang Indonesia yaitu BB+ dengan prospek stabil. Jika prospek ini bisa diubah menjadi positif, maka ini bisa membuat rupiah menguat.

“Banyak faktor (bikin rupiah menguat), salah satunya harapan perubahan rating. Dengan kondisi Indonesia sekarang, ada kemungkinan outlook berubah. Sekarang ini kan masih stabil, kalau bisa positif ini bisa beri dorongan,” katanya.

Pemerintah juga bisa segera mengubah hot money yang masuk lewat sektor keuangan menjadi cold money dengan cara memberi kemudahan kepada investor, sehingga menjaring banyaknya investasi langsung.

“Kebijakan struktural harus diperbaiki. Sekarang tidak bisa lagi solusi instan intervensi pakai cadangan devisa. Nanti kayak 2013 cadangan devisa banyak dipakai jaga rupiah,” ujarnya.

(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*