Saham Korsel Menghijau untuk Hari Kelima Beruntun

INILAHCOM, Seoul–Saham-saham Korea Selatan berakhir lebih tinggi untuk hari lima berturut-turut pada Kamis (22/9/2016), karena Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah seperti yang diperkirakan.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 13,71 poin atau 0,67 persen menjadi menetap di 2.049,70, dengan volume perdagangan mencapai 437,63 juta saham senilai 4,16 triliun won (3,77 miliar dolar AS).

Pembekuan suku bunga di Amerika Serikat mendorong ekspektasi bahwa kebijakan moneter akomodatif AS akan lebih lama dari perkiraan sebelumnya, menurunkan ekspektasi jumlah kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini dan seterusnya.

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Desember, memicu permintaan untuk aset-aset berisiko seperti saham di kalangan investor di Seoul.

Pengamat pasar mengatakan perkiraan langkah kenaikan suku bunga Fed pada Desember, yang mengurangi kekhawatiran tentang pengetatan moneter di AS lebih cepat dari perkiraan.

Kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan akan berlanjut untuk saat ini di AS maupun di Eropa dan Jepang.

Bank sentral Jepang (BoJ) pada Rabu memutuskan untuk lebih mempercuram kurva imbal hasil (yield) dengan membeli obligasi pemerintah jangka pendek, yang selanjutnya akan menekan suku bunga jangka pendek lebih rendah di pasar.

Asing membeli saham lokal senilai bersih 150 miliar won, tetapi investor institusi dan individu melepas saham-saham mereka masing-masing senilai 159 miliar won dan 133 miliar won.

Saham-saham unggulan atau “blue-chip” menguat. Penggerak utama pasar, Samsung Electronics, naik 1,6 persen, dan mesin pencari yang paling banyak digunakan Naver naik 2,1 persen. Raksasa chip memori SK Hynix naik 0,6 persen, dan pembuat suku cadang mobil terbesar Hyundai Mobis naik 2,1 persen.

Mata uang lokal menguat terhadap dolar AS karena Fed menunda kenaikan suku bunganya. Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.103,3 won terhadap greenback, naik 16,8 won dari penutupan Rabu.

Harga obligasi berakhir lebih tinggi. Imbal hasil pada surat utang pemerintah tiga tahun merosot 3,1 basis poin menjadi 1,296 persen, dan laba atas obligasi pemerintah lima tahun turun 6,0 basis poin menjadi 1,326 persen.[tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*