Sabar, Tambahan Modal KRAS Berdampak 4 Tahun Lagi

INILAHCOM, Jakarta-PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang akan menambah modal melalui aksi rights issue ditengarai belum akan berkontribusi pada pendapatan emiten BUMN ini dalam waktu dekat. Untuk jangka panjang, baru akan berdampak 4 tahun dari sekarang.

“Rights issue KRAS akan membuat prospek KRAS ke depannya membaik. Karena dana dari right issue-nya akan digunakan untuk membangun pabrik baru sehingga membuat efisiensi yang lebih baik untuk ke depannya,” ujar dia di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Ia bilang, pembangunan pabrik baru yang membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun ini akan membuat kinerja KRAS belum akan membaik dalam waktu dekat, sehingga masih membutuhkan waktu lebih dari 4 tahun untuk melihat hasil kinerja yang membaik dari KRAS.

Asal tahu saja, KRAS bersiap menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). KRAS menetapkan harga pelaksanaan rights issue itu sebesar Rp 525 per saham. Harga rights issue ini terdiskon dari harga KRAS pada penutupan akhir pekan lalu Rp 765 per saham.

Perseroan akan menerbitkan 3,57 miliar saham baru atau 18,46% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 500. Sehingga, estimasi jumlah dana yang akan diraih dari hajatan ini mencapai Rp1,87 triliun.

Setiap pemegang 250.000 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 22 November berhak memperoleh 56.599 HMETD.

Perseroan menunjuk Bahana Securities dan Mandiri Sekuritas sebagai pembeli siaga. KRAS akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun melalui aksi rights issue tersebut. Nantinya, KRAS akan menggunakan 66% dana rights issue untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek pembangunan hot strip mill 2. Pabrik senilai US$ 381,8 juta ini diharapkan bisa beroperasi pada semester I-2019.

Proyek ini untuk meningkatkan kapasitas produksi penggulungan baja (rolling) dari 2,4 juta ton per tahun menjadi 3,9 juta ton per tahun. Sementara itu, sebesar 34% dari dana rights issue akan digunakan sebagai ekuitas untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1×150 Mega Watt (MW). PLTU itu ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2019.

Nilai investasinya mencapai Rp 2,3 triliun. Perseroan juga akan mengkombinasikan sumber pendanaan lain seperti kas internal atau ekuitas guna memenuhi kebutuhan investasi tersebut.

Kucuran dana PMN diproyeksi bisa mendorong kinerja KRAS dalam jangka panjang. Dengan PMN, pada tahun 2020 pendapatan KRAS diperkirakan naik menjadi US$ 3,6 miliar dibandingkan bila tanpa PMN sebesar US$2,8 miliar.

Sementara itu, laba bersih KRAS juga diperkirakan naik menjadi US$ 459 juta dengan PMN dan US$ 261 juta tanpa PMN. Tanggal terakhir pencatatan untuk memperoleh HMETD dilakukan pada 22 November mendatang. Lalu cum right di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 17 November dan di pasar tunai pada 22 November.

Sementara itu tanggal ex right pada 18 November di pasar reguler dan negosiasi serta tanggal 23 November untuk pasar tunai. Periode perdagangan HMETD akan dilaksanakan pada 24-30 November mendatang dan tanggal penjatahan pada 5 Desember 2016. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*