S&P Tingkatkan Peringkat Indonesia ke Investment Grade; Didukung Keberhasilan Tax Amnesty

S & P Global Ratings menaikkan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade, sehingga sejalan dengan dua perusahaan pemeringkat utama lainnya dan membuka jalan bagi masuknya dana lebih ke dalam ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Saham melonjak ke rekor dan rupiah menguat.

Peringkat sovereign tersebut diangkat ke BBB- dari BB + dengan outlook stabil, S & P mengatakan pada hari Jumat (19/05), dengan alasan peningkatan anggaran. Baik Moody’s Investors Service dan Fitch Ratings memiliki pandangan positif mengenai penilaian hutang negara.

“Fokus baru pemerintah pada penganggaran yang realistis telah menurunkan risiko bahwa defisit anggaran akan melebar secara signifikan saat pendapatan pemerintah mengecewakan,” kata S & P.

Peningkatan tersebut mencerminkan “penilaian kami terhadap pengurangan risiko terhadap metrik fiskal Indonesia,” katanya.

Upgrade tersebut dapat meningkatkan daya tarik aset Indonesia di antara investor institusi konservatif Jepang dan membantu menarik dana sebesar $ 5 miliar, Goldman Sachs Group Inc. mengatakan pada bulan Maret.

IHSG sempat menembus tertinggi 3,2 persen menjadi rekor 5.825,2, memperpanjang kenaikan tahun ini menjadi hampir 10 persen. Rupiah naik sebanyak 0,3 persen, mengupas kerugian sebanyak 0,5 persen sebelumnya dan mengambil keuntungan tahun ini menjadi 1 persen.

S & P telah lamban mengikuti Moody’s dan Fitch dalam meningkatkan posisi negara menjadi investment grade karena kekhawatiran pertumbuhan dan meningkatnya kredit macet. Momentum dalam perekonomian telah meningkat tahun ini karena ekspor kembali pulih, dengan perkiraan pertumbuhan Dana Moneter Internasional sebesar 5,1 persen pada 2017.

Upgrade S & P berada di belakang amnesti pajak yang berhasil yang menghasilkan pendapatan lebih dari $ 11 miliar dari pemerintah, membantu mengurangi tekanan pada anggaran dan membayar proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan. Pemerintah Presiden Joko Widodo memotong pengeluaran publik tahun lalu untuk memenuhi kenaikan defisit
fiskal sebesar 3 persen dari produk domestik bruto dan membangun cadangan devisa ke level tertinggi lebih dari lima tahun sebesar $ 123 miliar.

S & P mengatakan bahwa pengendalian pengeluaran mungkin akan membantu menjaga defisit di bawah 2,5 persen dari PDB selama tiga sampai empat tahun ke depan. Utang pemerintah bersih mungkin akan terkandung di bawah 30 persen dari PDB, katanya.

“Terlepas dari kerentanan ekonomi yang lebih luas terhadap guncangan eksternal, kami menganggap keuangan publik yang kuat merupakan landasan peringkat investment grade kami di Indonesia,” kata S & P.


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*